Modifikasi Cuaca di Jakarta Bakal Dilakukan Jika Pj Gubernur DKI Tetapkan Siaga Bencana Banjir
FOTO: BPBD DKI Jakarta

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan modifikasi cuaca di Ibu Kota untuk meminimalisasi cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Jakarta saat akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023.

Namun, sampai saat ini teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa penyemaian garam menggunakan pesawat di Jakarta belum dilaksanakan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Isnawa Adji menyebut, TMC akan dilakukan jika status siaga bencana hidrometeorologi ditetapkan.

Status ini ditetapkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan mengirim surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Memang harus ada surat Gubernur berkaitan dengan status siaga bencana. Surat itu akan kita kirim ke BNPB, nantinya dipersiapkan untuk dilakukan persemaian garam di udara Jakarta," kata Isnawa saat ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 28 Desember.

Penyemaian garam pada modifikasi cuaca di Jakarta akan menggunakan pesawat milik TNI AU. TMC bisa digunakan dengan jenis CN 212 yang bisa membawa 800 kilogram bahan semaian garam dan disebar manual, pesawat jenis Cassa yang mampu membawa 2,4 ton, dan pesawat hercules yang membawa 5 ton bahan semaian.

"Perlu diingat, TMC ini bisa dilakukan jika analisis cuaca semakin ekstrem. Jadi, kalau analisis cuaca aman-aman saja, kita tidak boleh melakukan proyeksi daerah. Itu tidak bermanfaat," ujar Isnawa.

Saat ini, kata Isnawa, TMC tengah dilakukan di Jawa Barat sejak 26 Desember lalu. Penyemaian di udara Jawa Barat diterapkan khususnya di jalur mudik yang rawan banjir. Secara tidak langsung, awan yang disemai juga berdampak ke Jakarta.

"Saat ini ada TMC di atas Jawa Barat kemudian bisa dikoordinasikan untuk masuk ke DKI Jakarta," kata Isnawa.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC. Pola pertama dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanua sekedar gerimis.

Yang kedua, pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi.

Isnawa berujar, TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00 WIB dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4 sampai 15 jam ke depan.

"Pada prinsipnya, Pemprov DKI Jakarta siap dan siaga menghadapi ancaman potensi bencana hidrometeorologi jelang pergantian tahun", imbuhnya.