JAKARTA - Legenda sepak bola Iran Ali Daei, yang mendukung protes setelah kematian wanita kurddi Mahsa Amini, mengatakan pada Hari Senin, pesawat yang mengangkut anak-istrinya tujuan Dubai dialihkan dengan keluarganya kemudian diturunkan di sebuah pulau.
Daei mengatakan istri dan putrinya berada di penerbangan Mahan Air, yang lepas landas dari Bandara Imam Khomeini di ibu kota Teheran menuju Dubai, melansir The National News dari kantor berita Isna, 27 Desember.
Tetapi pesawat itu dialihkan dan diminta untuk mendarat di Pulau Kish Iran di Teluk, tempat keluarganya dipindahkan, kata kantor berita negara Irna.
Mengutip pihak otoritas, Irna mengatakan bahwa "istri Daei telah berjanji untuk memberi tahu institusi terkait tentang keputusannya sebelum meninggalkan negara", setelah "asosiasi mereka dengan kelompok-kelompok yang menentang revolusi, perusuh dan menyerukan pemogokan".
"Pesawat mendarat di bandara Kish dan istri serta anak Ali Daei turun dari pesawat," kata Irna
Mantan pemain Bayern Munich, yang bermain dalam kemenangan 2-1 Iran atas Amerika Serikat pada Piala Dunia 1998 mengatakan, dia telah diancam setelah mendukung protes di negara itu.
"Putri dan istri saya dikeluarkan dari pesawat, tetapi mereka tidak ditangkap," kata Daei, menurut Isna.
"Seandainya mereka dilarang (pergi), sistem paspor kepolisian seharusnya menunjukkannya. Tidak ada yang memberi saya jawaban tentang ini. Saya benar-benar tidak tahu apa alasan dari hal-hal ini," lanjutnya.
Daei mengatakan dia sedang berusaha mengatur kepulangan keluarganya ke Teheran.
"Apakah mereka ingin menangkap seorang teroris?" Dia bertanya.
"Istri dan putri saya akan pergi ke Dubai untuk perjalanan beberapa hari dan kembali," tegasnya.
Protes akibat kematian seorang wanita Kurdi, Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi moral Iran, akibat berpakaian tidak sesuai pada 16 September, berkembang menjadi protes anti-pemerintah, gelombang penentang terbesar Pemerintahan Teheran sejak Revolusi 1979.
Daei pada 27 September menggunakan media sosialnya untuk meminta pemerintah "menyelesaikan masalah rakyat Iran daripada menggunakan represi, kekerasan dan penangkapan".
Pada Bulan Oktober, dia mengatakan paspornya disita oleh polisi sekembalinya dari luar negeri, sebelum dikembalikan kepadanya beberapa hari kemudian.
Lebih jauh, dia mengatakan tidak pergi ke Piala Dunia di Qatar karena tindakan keras Pemerintah Iran terhadap pengunjuk rasa.
Terbaru, toko perhiasan dan restorannya di utara Teheran yang modis ditutup pada bulan ini, dengan media lokal melaporkan mereka telah diperintahkan untuk ditutup karena "kerjasama dengan kelompok anti-revolusioner di dunia maya, untuk mengganggu perdamaian dan pasar bisnis".
BACA JUGA:
Diketahui, Daei (53) adalah salah satu pesepakbola terkenal di Iran dan dunia. Dia mengakhiri karir internasionalnya pada tahun 2006. Mantan kapten Timnas Iran ini menjadi pesepakbola pria pertama yang mencatat lebih dari 100 gol internasional pada 17 November 2004.
Torehan 109 gol internasionalnya ketika pensiun, akhirnya dilewati oleh Cristiano Ronaldo pada September 2021 lalu. Tapi, Daei tetap berada di posisi kedua pencetak gol internasional, di bawah CR7 (118) dan mengungguli Lionel Messi (98) yang baru saja membawa Argentina juara Piala Dunia 2022.
Di level klub, selain bermain untuk klub profesional di Iran, Qatar dan UEA, Daei malang melintang di Jerman untuk membela Arminia Bielefeld, Bayern Munich dan Hertha BSC.