Hari Kedua Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, TNI Telusuri Temuan Sinyal Pesawat dari KRI Rigel
Ilustrasi - Pesawat Sriwijaya Air. (Foto: Twitter @sriwijayaiar)

Bagikan:

JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diduga jatuh di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Hadi berangkat menggunakan KRI John Lie bersama KSAL, Kepala Basarnas hingga Kepala KNKT.

KRI John Lie berangkat sekitar pukul 07.00 WIB. Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menaiki KM Trisula. Kedua Kapal tersebut sudah berangkat dari Terminal JICT 2 sekitar pukul 07.40 WIB.

Hadi menyebut, pihaknya menerjunkan pasukan selam dari Kopaska untuk mencari badan pesawat yang dinyatakan jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu. Pasukan selam diterjunkan karena adanya temuan sinyal pesawat dari KRI Rigel yang telah mencari sejak semalam.

"Tracking seat-nya sudah dikirim ke KRI Rigel yang tadi malam atau pagi sudah merapat di TKP. Dari hasil pemantauan bahwa diduga kuat dan sesuai dengan koordinat yang diberikan, dari kontak terakhir adanya sinyal dari pesawat tersebut dan segera diturunkan penyelam dari Kopaska," kata Hadi di Posko JICT 2, Tanjung Priok, Minggu, 10 Januari.

Hadi berharap bahwa informasi daei hasil pelacakan KRI Rigel tentang adanya soal lokasi jatuhnya SJ182 tepat. Selain itu, TNI juga mengerahkan pesawat udara termasuk kapal guna melakukan pencarian pesawat.

"Mudah-mudahan apa yang sudah kita ketahui ini segera kita tindaklanjuti. Semuanya akan kita koordinasikan terus di bawah pimpinan Kabasarnas untuk melaksanakan evakuasi korban SJ182," ujar Hadi.

Diberitakan sebelumnya, roda pesawat Sriwijaya Air SJ-182 meninggalkan landasan Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu, 9 Januari pukul 14.36 WIB. Tak ada firasat apa-apa. Tapi empat menit kemudian, semua berubah. 

Pukul 14.36 WIB, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 14.37 WIB, Boeing B737-500 ini berada di ketinggian 1.700 kaki. Dan masih diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki.

Pukul 14.40 WIB menjadi dimulainya tragedi. Pesawat Sriwijaya Air dengan bentang sayap 28,9 meter ini tidak bergerak ke arah 0,75 derajat. Malah ke arah Barat Laut. ATC diminta untuk melaporkan arah pesawat.

Sriwijaya Air SJ-182 tiba-tiba kehilangan kontak dengan menara pengawas. Inilah empat menit terpenting dari tragedi jatuhnya Sriwjaya Air SJ-182.