JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memprediksi pertumbuhan ekonomi Ibu Kota selama pandemi pada tahun 2021 akan meningkat paling cepat dibanding provinsi lain di Indonesia.
Hal ini dikatakan Anies dalam Musrembang Perubahan RPJMD DKI Jakarta 2017-2022 secara virtual yang dihadiri Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, Sekjen Kemendagri, Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Budi Gunadi Sadikin, DPRD DKI, dan jajaran Pemprov DKI.
Menurut Anies, pertumbuhan ekonomi DKI mengalami kontraksi akibat pandemi COVID-19 dengan angka minus 2 persen sampai minus 1,6 persen. Namun, di tahun depan, pertumbuhan ekonomi DKI diproyeksikan akan meningkat hingga 5,4 persen.
"Kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian," kata Anies dalam tayangan Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa, 22 Desember.
Bahkan, menurut Anies, pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun 2022 bisa lebih membaik pada angka sekitar 5,8 hingga 6,2 persen. Angka ini didapat Anies dari laporan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta.
Sehubungan dengan itu, Anies menyebut kontraksi ekonomi yang terjadi selama tahun 2020 disebabkan oleh pembatasan kegiatan, seperti membatasi makan di luar rumah, pertemuan, dan berwisata.
"Jadi, kontraksi ekonomi bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku-pelaku ekonomi di Jakarta, tapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas (ekonomi)," ungkap dia.
Karena itu, dalam Musrembang perubahan RPJMD DKI 2017-2022, Anies yakni jajaran Pemprov DKI di masa kepemimpinannya masih memiliki waktu dua tahun untuk memulihkan kegiatan.
BACA JUGA:
Ada lima peningkatan visi-misi RPJMD pembangunan DKI yang terkena dampak pandemi. Pertama, perencanaan ruang berbasis lingkungan terdekat, di mana semua kebutuhan warga harus bisa terpenuhi tanpa perlu menempuh jarak jauh.
Kedua, fasilitas dan layanan dasar kota yang berketahanan. Ketiga, peningkatan infrastruktur digital sebagai tulang punggung dari tata kelola pemerintahan modern yang berbasis data. Keempat adalah integrasi data kependudukan untuk menghasilkan intervensi sosial yang tepat. Kelima adalah reformasi ekonomi.
"Insyallah ada banyak jalan dan upaya untuk bisa memulihkan perekonomian dan memulihkan kegiatan sosial, kegiatan pendidikan, dan lain-lain sehingga tetap kita bisa mewujudkan yang kita cita-citakan sebagai sebuah kota, di mana maju kotanya dan bahagia warganya," pungkasnya.