Bakal Reshuffle Kabinet, Jokowi Harus Cari Sosok Sosok Seperti Susi Pudjiastuti untuk Menteri KKP
Presiden RI Joko Widodo (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan terhadap enam menterinya yang saat ini duduk di Kabinet Indonesia Maju. Salah satu pos menteri yang akan dirombak adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

Jabatan ini kosong karena mantan Menteri KKP yang dulu menjadi kader Partai Gerindra, Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka kasus suap izin ekspor benih lobster (benur) oleh KPK.

Soal mencari pengganti Edhy di KKP, pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai Jokowi agak kesulitan mencari tokoh pengganti.

Sebab, sebelum Edhy menjabat, sosok Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KKP peridoe 2014-2019 sudah melekat dalam ingatan publik dengan citra yang berintegritas.

"Publik melihat kebijakan Susi terbukti menyelamatkan dari jerat korupsi. Sementara, penerusnya yang merevisi kebijakan Susi terbukti korupsi. Dari sisi ini, kita belajar, kebijakan tidak saja soal keberhasilan, tapi soal menutup celah korup," kata Dedi kepada VOI, Selasa, 22 Desember.

Dedi menyebut Jokowi lebih baik mencari calon Menteri KKP dari kalangan profesional. Jokowi, kata dia, mesti berani ambil risiko mengurangi jatah Gerindra di kabinet demi kepercayaan publik.

Menteri KKP miliki orientasi kinerja berdampak pada negara. Meskipun sedikit leluasa dalam menentukan menterinya, lanjut Dedi, tetap saja perlu dihindari dari kalangan politis sekaligus korporat. Karena itu, menurut Dedi, Jokowi perlu mencari sosok seperti Susi Pudjiastuti untuk menjadi Menteri KKP. 

"Menunjuk nama tentu sulit. Tapi, setidaknya kebijakan KKP terasa ada perubahan besar saat Menteri Susi di sana. Kalaupun tidak dapat mengembalikan Susi ke KKP, setidaknya Presiden bisa memilih tokoh dengan pengetahuan dan pengalaman setara dengannya," jelasnya.

Korupsi di KKP

KPK menetapkan Edhy sebagai tersangka atas dugaan menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benih lobster menggunakan perusahaan forwarder dan ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp9,8 miliar.

Uang yang masuk ke rekening PT ACK yang saat ini jadi penyedia jasa kargo satu-satunya untuk ekspor benih lobster itu selanjutnya ditarik ke rekening pemegang PT ACK, yaitu Ahmad Bahtiar dan Amri senilai total Rp9,8 miliar.

Selanjutnya, pada tanggal 5 November 2020, Ahmad Bahtiar mentransfer ke rekening staf istri Edhy bernama Ainul sebesar Rp3,4 miliar bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosyati Dewi, Safri, dan Andreau.

Uang itu untuk belanja barang mewah oleh Edhy dan istrinya di Honolulu, AS, pada tanggal 21 sampai dengan 23 November 2020 sekitar Rp750 juta, di antaranya berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, dan baju Old Navy.

Selain itu, sekitar Mei 2020, Edhy juga diduga menerima 100.000 dolar AS dari Suharjito melalui Safri dan Amiril.