Penanganan Kasus Tambang Meledak di Sawahlunto yang Tewaskan 10 Orang Terkendala Akses
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan. ANTARA/HO-Polda Sumbar

Bagikan:

PADANG - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) mengalami kendala dalam proses penyelidikan akibat lubang tambang batu bara milik PT Nusa Alam Lestari (NAL) yang meledak di Kota Sawahlunto, masih belum dapat diakses.

"Kami belum dapat masuk ke lokasi tempat kejadian perkara, karena lubang tambang masih rusak. Saat ini masih diajukan anggaran ke Kementerian ESDM untuk membuka agar petugas dapat masuk ke lokasi kejadian," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawandia, di Padang dilansir ANTARA, Kamis, 22 Desember.

Dia mengatakan inspektorat tambang mengajukan anggaran dan jika sudah ada anggaran maka lubang tersebut diperbaiki, agar petugas dapat masuk melakukan pemeriksaan.

Penyidik harus masuk ke dalam lubang tambang batu bara tersebut untuk memastikan api yang membuat letupan dan membakar lubang itu apa penyebabnya.

"Banyak kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab mulai dari puntung rokok, korek api atau korsleting listrik akibat sistem listrik yang rusak dan sebagainya," kata dia.

Sementara itu untuk kegiatan produksi di tambang milik PT NAL ini tidak boleh beroperasi dalam satu bulan ke depan, dan untuk saksi yang telah diperiksa penyidik sebanyak 11 orang.

Sebelas saksi tersebut jabatan yang paling tinggi diperiksa adalah Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL, dan termasuk korban yang selamat tiga orang yang sudah pulang ke rumah usai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Menurut dia, hasil pemeriksaan sementara ledakan terjadi di lubang tambang tersebut akibat tingginya gas metan bertemu percikan api.

Api itu muncul dari percikan muncul dari alat untuk Jack Hammer atau alat yang merontokkan batu bara di dalam lubang dan hasilnya 10 pekerja meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka.

Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menegaskan seluruh tambang ilegal yang ada di provinsi tersebut mengurus seluruh perizinan, agar dapat beroperasi dan bagi yang sudah berizin supaya tertib menjalankan operasi di lokasi yang tepat dan jangan keluar dari zona yang ada.

"Kami lakukan sosialisasi lalu lakukan patroli untuk memeriksa perizinan tambang, dan jika masih tetap melakukan pelanggaran akan ditindak secara tegas," kata dia lagi.

Sebelumnya, tim gabungan telah mengevakuasi korban ke-10 yang meninggal dunia akibat ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat pada Jumat (8/12).

Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang Octavianto mengatakan korban kesepuluh ini dievakuasi sekitar pukul 18.00 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan jenazah telah dibawa ke rumah sakit untuk kebutuhan visum.

"Kemudian nantinya diserahkan ke pihak keluarga. Kami akan briefing dan memastikan apakah ada korban lanjutan atau lainnya. Setelah itu dilakukan penutupan (operasi SAR)," katanya pula.

Dari data keseluruhan, seluruh pekerja yang berada di lokasi kejadian ternyata berjumlah 14 orang. Empat korban dinyatakan selamat, 10 orang dinyatakan meninggal.

Insiden ledakan tambang ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Ledakan terjadi di lubang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Tim gabungan terus berjibaku mencoba mengevakuasi korban dan lokasi kejadian cukup sulit diakses.

Total ada 14 korban yang berada di dalam tambang tersebut, sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal dunia, dan empat orang dinyatakan selamat serta mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat luka bakar. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mencari penyebab ledakan di lokasi tambang tersebut.