Dukung Panglima Yudo Margono, Ketua MPR: TNI Jangan Sampai Dimanfaatkan Ditarik dalam Politik Praktis
Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo usai pelantikan Laksamana Yudo Margono (pertama dari kanan) sebagai Panglima TNI di Istana Merdeka Jakarta hari ini, Senin 19 Desember. (Tangkapan layar-Tsa Tsia-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung upaya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjaga kestabilan negara. Dia berpesan agar Yudo mengawal netralitas prajurit menghadapi tahun politik yang cenderung mulai memanas.

"Jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mencari keuntungan dengan menarik TNI dalam politik praktis," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa, 20 Desember.

Terkait faktor eksternal, Bamsoet meminta Yudo mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi di kawasan Laut Natuna Utara. Kawasan dekat Laut Cina Selatan itu tegang sejak awal tahun usai yuridiksinya terusik.

"Prinsipnya, tidak boleh ada sejengkal pun tanah, air, dan udara Indonesia yang diambil oleh pihak asing," tuturnya.

Politikus Golkar itu juga menyinggung soal eskalasi ketegangan yang terjadi di Taiwan dan semenanjung Korea, hingga konflik bersenjata di beberapa negara, seperti Yaman, Ethiopia, Afghanistan, Myanmar, termasuk Rusia dan Ukraina.

"TNI juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang lebih kompleks, canggih, dan lebih rumit seiring dengan laju perkembangan zaman. Karena itu, TNI harus mewaspadai pula ancaman nirmiliter yang merusak ideologi negara," kata Bamsoet.

Menurut Bamsoet, kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya bertumpu pada kekuatan fisik militer karena potensi ancaman akan hadir dalam berbagai aspek. Baik ekonomi, sosial-budaya, politik-ideologi, maupun berbagai ancaman lainnya yang bersifat soft power.

Yudo pun, tambah dia, juga dihadapkan pada tantangan demi memajukan industri pertahanan nasional yang dijalankan oleh BUMN maupun pelaku usaha swasta dalam negeri.

Bamsoet menilai selain untuk memperkuat kedaulatan industri pertahanan dalam negeri, keterlibatan swasta di sektor itu bisa menjadi penopang perekonomian nasional.

"Sekaligus mengurangi beban pengeluaran negara dalam membangun jaringan pasokan komponen industri pertahanan," tandasnya.

Yudo dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada Senin 19 Desember. Yudo menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang pensiun pada akhir tahun 2022.

Upacara serah terima jabatan (sertijab) Panglima TNI dari Jenderal Andika Perkasa ke Laksamana Yudo Margono digelar di Cilangkap, Jakarta Timur, hari ini, Selasa, 20 Desember.