Pemimpin Uni Eropa Sepakat Berikan Status Kandidat Anggota untuk Bosnia, Bergabung dengan Turki hingga Ukraina
Ilustrasi Bosnia dan Herzegovina. (Wikimedia Commons/Aktron)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Uni Eropa sepakat untuk menjadikan Bosnia dan Herzegovina sebagai kandidat resmi, untuk bergabung dengan blok 27 negara tersebut pada Hari Kamis.

"Bosnia dan Herzegovina diberikan status negara kandidat hari ini. Sebuah sinyal kuat kepada rakyat, tetapi juga harapan yang jelas bagi otoritas baru untuk mewujudkan reformasi," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam unggahan di Twitter, melansir Reuters 16 Desember.

Menteri urusan umum negara-negara Uni Eropa telah menyetujui status kandidat untuk Bosnia awal pekan ini.

Dengan status tersebut, Bosnia akan bergabung dengan kandidat lainnya seperti Albania, Moldova, Republik Makedonia Utara, Montenegro, Serbia, Turki dan Ukraina, dalam proses untuk bergabung dengan Uni Eropa, yang dapat memakan waktu bertahun-tahun dan melibatkan negosiasi yang rumit untuk menyesuaikan undang-undang setempat agar sesuai dengan kelompok negara tersebut.

Bosnia melamar untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2016, tetapi telah tertinggal dengan reformasi yang ditetapkan seperlunya untuk maju menuju Uni Eropa, terkait perselisihan dengan para pemimpin Serbia, Kroasia dan etnis Bosniak.

Keputusan untuk memberikan status kandidat didorong terutama karena ketakutan ketidakstabilan yang diciptakan oleh perang di Ukraina, dapat menyebar ke wilayah Balkan Barat yang bergejolak.

"Dengan keputusan hari ini, kami telah menunjukkan bahwa kami memahami tantangan yang dihadapi Bosnia dan Herzegovina serta seluruh Balkan Barat," kata Robert Golob, perdana menteri Slovenia yang telah melobi kuat untuk keputusan tersebut.

"Pemberian status kandidat adalah sinyal yang sangat dibutuhkan oleh negara ketiga, yang pengaruh jahatnya telah meningkat selama bertahun-tahun, bahwa kami tidak akan membiarkan kebijakan dan narasi negatif mereka berlaku di Balkan Barat," terang Golob.

Sementara itu, utusan perdamaian internasional Bosnia Christian Schmidt mengatakan, pemberian status kandidat adalah "kesempatan sekali seumur hidup" bagi negara Balkan itu, mendesak para pemimpin politik untuk membuktikan mereka dapat menggerakkan Bosnia melampaui disfungsi politik dan ekonomi.

Adapun Denis Becirevic, anggota kepresidenan tripartit Bosniak, mengatakan keputusan itu menggembirakan.

"(Pemberian) status kandidat merupakan langkah maju menuju proses integrasi Eropa, meski masih banyak pekerjaan yang tersisa sampai pembukaan negosiasi keanggotaan UE untuk negara kita," jelas Becirevic dalam sebuah pernyataan.

Terpisah, beberapa analis mengatakan keputusan itu telah jatuh tempo sejak lama.

"Senang sekali akhirnya hal itu terjadi," kata Adi Cerimagic, analis senior lembaga pemikir European Stability Initiative (ESI) yang berbasis di Berlin.

"Tapi itu tidak akan memungkinkan warga untuk bergerak lebih bebas atau barang yang diproduksi di Bosnia dijual lebih mudah, dan itu juga tidak akan membuka dana UE yang baru," lanjutnya.

Sebagian besar warga menggemakan kata-katanya.

"Saya tidak berharap banyak untuk bergabung dengan UE," kata Haris Dzonlic, seorang warga Sarajevo.

"Saya tidak melihat status kandidat ini akan sangat meningkatkan kehidupan kita dan standar orang biasa di sini," tandasnya.