JAKARTA - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta sertifikasi kantin sekolah sehat untuk memastikan kecukupan gizi dan melindungi peserta didik.
"Ini merupakan tugas kita untuk melakukan pengawasan dan pembinaan agar lingkungan sekolah aman bagi peserta didik," kata Heru, Rabu 14 Desember.
Saat ini, pencanangan sertifikasi kantin sehat mulai dilaksanakan di SDN 03 Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Ia pun meminta agar sekolah lain di wilayah DKI Jakarta menyusul untuk mendapatkan sertifikasi kantin sehat tersebut.
Dengan sertifikasi, makanan yang dikonsumsi peserta didik di kantin sekolah dapat dipastikan aman dari zat atau bahan berbahaya.
"Saat ini dimulai dari Jakarta Utara (SDN 03 Kamal Muara). Untuk selanjutnya agar diperluas ke kota/kabupaten administrasi lainnya," kata dia.
Heru juga meminta agar penyuluhan keamanan pangan, inspeksi kesehatan lingkungan, dan pemeriksaan pangan harus intensif dilakukan untuk menjaga keamanan makanan di kantin sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menjelaskan untuk menjaga kualitas pangan di lingkungan sekolah pihaknya melakukan edukasi dan sosialisasi, sehingga terlaksana Kantin Sehat Sekolah.
Selain itu, dilanjutkan dengan menetapkan Duta Keamanan Pangan dengan melibatkan semua unsur masyarakat sekolah yang bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan kualitas makanan di lingkungan sekolah.
Selain di lingkungan sekolah, kata dia, pengawasan kualitas pangan harus dilaksanakan di lingkungan rumah masing-masing dengan melibatkan orang tua dan seluruh anggota keluarga.
"Sehingga diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berprestasi dan menjadi generasi unggul," katanya.
BACA JUGA:
Ia menambahkan pangan yang aman adalah pangan yang terbebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Selain itu, kata dia, tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
"Kurangnya penanganan dan pengawasan keamanan pangan dapat meningkatkan angka kesakitan dan gangguan pertumbuhan pada anak sehingga mengganggu efektivitas belajar," katanya.