Moeldoko: Tahun Politik Harus Dikelola dengan Cinta Kasih
Kepala Staf Kepresidenan  Moeldoko didampingi Deputi IV KSP Juri Ardiantoro menerima audensi Pengurus Wilayah Aceh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (13/12).

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pentingnya pendekatan cinta kasih dalam menghadapi tahun politik yakni tetap berpegang pada sikap dan perilaku politik yang baik dan terpuji.

"Pendekatan-pendekatan yang bersifat keras, kasar, bahkan adu domba hanya merugikan kita semua," kata Moeldoko saat menerima audensi Pengurus Wilayah Aceh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa, 13 November.

Menurut Moeldoko, demokrasi dan stabilitas harus berjalan seimbang dan bisa dikelola dengan baik. Jika satu dari dua hal itu mendominasi, maka akan akan terjadi ketimpangan dan berpotensi memunculkan kerusuhan.

"Contohnya di Timur Tengah. Ketika demokrasi dan stabilitas tidak terkonsolidasi dan terjaga, yang terjadi justru situasi yang tidak kondusif," ujar Moeldoko yang didampingi Deputi IV KSP Juri Ardiantoro.

"Saya berpengalaman menghadapai situasi seperti itu saat menjadi Panglima TNI," imbuhnya.

Kepala Staf Kepresidenan  Moeldoko didampingi Deputi IV KSP Juri Ardiantoro menerima audensi Pengurus Wilayah Aceh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (13/12).

Moeldoko meminta kepada Jamaah Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia dan seluruh kalangan masyarakat, ikut berkontribusi menciptakan tahun politik yang kondusif dengan penuh cinta kasih.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh keterlibatan dan doa dari seluruh kalangan masyarakat," pungkasnya.