Kisruh Pedagang Pasar Nangka dengan PKL di Trotoar, Perumda Pasar Jaya: Belasan Pedagang Resmi Kabur, Pindah ke Trotoar
PKL di depan Pasar Nangka Jakpus/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Maraknya pasar bayangan ilegal di Jakarta Pusat (Jakpus) menyulitkan pedagang di pasar tradisional resmi. Contohnya pedagang kaki lima (PKL) di depan Pasar Nangka, Jalan Kalibaru Timur, Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di pasar ini, ratusan PKL ilegal menguasai trotoar.

Padahal, Pasar Nangka merupakan salah satu pasar yang diminta Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono untuk dilakukan penataan. Saat ini kondisi di depan Pasar Nangka sepanjang Jalan Kalibaru Timur belum tertata.

Dari pantauan wartawan di lapangan, para pedagang terlihat menjamur hingga menguasai trotoar di sepanjang Jalan Kalibaru Timur.

Akibatnya, akses pejalan kaki tertutup lapak pedagang dan kendaraan juga kesulitan melintas karena jalan Kalibaru Timur banyak kendaraan yang parkir.

Kepala Pasar Nangka Perumda Pasar Jaya, Sriyono mengatakan pihaknya sudah menertibkan keberadaan PKL di depan Pasar Nangka. Karena sebelumnya mereka, para PKL itu membuat dagangan para pedagang di dalam pasar menjadi sepi.

"PKL yang di depan itu jenis dagangannya sama dengan yang ada di dalam pasar, seperti daging, sayur, telur, buah dan jenis dagangan lainnya. Makanya di sini jadi sepi pembeli," katanya kepada wartawan, Jumat, 9 Desember.

Sriyono mengatakan, bahkan ada sekitar 15 pedagang yang keluar dari dalam Pasar Nangka. Saat ini mereka berdagang di atas trotoar, dengan jenis dagangan yang dijual seperti daging, sayur, dan jenis dagangan lainnya.

"Para pedagang yang jualan di atas trotoar infonya ada warga sekitar bahkan di luar warga sekitar bahkan ada yang dari Bogor," ujarnya.

Sementara Lurah Utan Panjang, Amadeo mengatakan, ada sekitar 100 pedagang liar yang berdagang di atas trotoar. Dirinya mengaku kesulitan dalam menertibkan pedagang lantaran jumlahnya sangat banyak.

"Pedagang di sana itu ada 100 yang gelar lapak di atas trotoar. Keterbatasan personil kelurahan menjadi kendala kami dalam melakukan penertiban," kata Amadeo saat dihubungi.