JAKARTA - PT KAI Divre Sumatera Barat memberikan dukungan penuh untuk pengembangan potensi pariwisata di daerah dengan mengaktifkan kembali lokomotif legendaris Mak Itam di lintas Sawahlunto-Muarakalaban.
"Ini adalah salah satu bentuk kontribusi PT KAI dalam mendorong perekonomian dan pariwisata di Kota Sawahlunto dan sekitarnya," kata Vice President PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (Divre) II Sumbar Mohamad Arie Fathurrochman di Padang, Kamis 8 Desember.
Selain lokomotif uap E1060 (Mak Itam), PT KAI Divre II Sumbar juga mendatangkan lokomotif diesel BB 3037804 dari Padang sebagai sarana pembantu apabila lokomotif Mak Itam mengalami gangguan atau sedang melakukan perawatan.
Sedangkan, kereta yang digunakan yaitu kereta I20301 yang merupakan kereta klasik dengan dinding kayu, yang menambah nuansa heritage di KA wisata tersebut.
Arie menyebut aktivasi jalur wisata tersebut bukan hanya kontribusi tunggal dari PT KAI tetapi merupakan kolaborasi tiga BUMN yaitu PT Bio Farma (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Semen Indonesia Grup (Persero) Tbk (SIG).
Ia berharap aktivasi lokomotif dan kereta legendaris itu bisa mendukung pariwisata di Sawahlunto yang tambang batu bara Ombilinya dikenal sebagai warisan dunia UNESCO.
"Diharapkan nantinya dengan beroperasinya kereta api wisata Mak Itam dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Sawahlunto dan memberikan manfaat kepada masyarakat Sawahlunto khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya,” katanya.
Lokomotif E1060 merupakan salah satu lokomotif legendaris di Ranah Minang. Warnanya yang kehitaman membuatnya dikenal masyarakat Minangkabau sebagai Mak Itam.
BACA JUGA:
Lokomotif itu sempat dibawa ke Museum Kereta Api Ambarawa, namun pada 17 Desember 2005 pemerintah daerah bersama kelompok pecinta kereta api mengajukan proposal kepada PT KAI untuk mengembalikan loko tersebut ke Ranah Minang.
Proposal itu diterima dan pada 3 Desember 2007 dan lokomotif legendaris itu kembali ke Sawahlunto sebagai kereta api wisata. Pada 21 Februari 2009, lokomotif itu dioperasionalkan bersama kereta api wisata Danau Singkarak.
Namun, karena sejumlah alasan, salah satunya sulitnya onderdil saat mengalami kerusakan, lokomotif itu lama tidak dioperasikan. Pada 2022 ini, lokomotif Mak Itam akan kembali menjajal rel di Ranah Minang.