JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau proyek sodetan Ciliwung yang kini dilanjutkan kembali. Proyek yang dimulai sejak 2013 ini sempat mandek saat Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Heru berserta jajarannya, Kementerian PUPR, dan BBWSCC mendatangi titik masuknya air (inlet) di Bidara Cina, Jakarta Timur. Heru ingin memastikan proyek ini bisa berlanjut setelah mandek beberapa tahun.
"Kami di sini untuk memastikan bahwa selama ini yang terhambat, belum berjalan kami pastikan sudah bisa berjalan," kata Heru di lokasi, Kamis, 1 Desember.
Saat ini, progres pembangunan sodetan Ciliwung telah mencapai 62 persen. Heru menargetkan gorong-gorong raksasa sejauh 1,2 kilometer ini bisa selesai dan beroperasi paling lambat bulan April tahun depan.
"Di sini ada dua outlet (titik keluarnya air), yang di bawah ini terowongan, sudah hampir selesai dan fungsinya sekitar bulan Februari, Maret, atau paling lambat April," ujar Heru.
Satu masalah yang belum terselesaikan adalah pembebasan lahan di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), Kebon Nanas, Jakarta Timur sebagai titik outlet sodetan.
Untuk mempercepat pembangunan, pemerintah akan kembali melakukan pengukuran penetapan lokasi (penlok) area outlet yang akan dibebaskan lahannya.
Sementara, jika proses pembebasan lahan bersengketa dan berujung buntu, pemerintah akan mengambil langkah konsinyasi atau menitipkan biaya ganti rugi pembebasan lahan ke pengadilan dan langsung menggencarkan penggusuran.
"Jika ada pihak-pihak yang bersengketa, maka sesuai aturan kami akan melakukan konsinyasi dan proyek tetap berjalan," ungkapnya.
Sebagai informasi, proyek Sodetan Ciliwung digarap oleh Kementerian PUPR. Pemprov DKI Jakarta bertugas untuk menjalankan proses administrasi, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat terdampak hingga melakukan pembebasan lahan. Sodetan Ciliwung ditargetkan bisa mereduksi 60 meter kubik aliran air.