Bagikan:

JABAR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan ada sekitar 80 korban gempa Cianjur dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).

"Kami pun tadi melaporkan kepada Pak Bupati Cianjur bahwa saat ini ada 80 sekian orang warga di sini (Cianjur) yang dirawat di Kota Bandung," kata Ema usai menyerahkan bantuan untuk korban gempa di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Jabar, Senin 28 November, disitat dari Antara.

Ema memastikan Pemerintah Kota Bandung akan memberikan pelayanan terbaik bagi warga terdampak gempa Cianjur.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana pun, lanjut Ema, sudah menyampaikan komitmen untuk menyediakan tempat singgah bagi korban gempa Cianjur yang membutuhkan tempat istirahat setelah menjalani perawatan.

"Kami sudah menyiapkan itu. Ada rumah sakit di Jalan Kawaluyaan Kota Bandung, ada beberapa ruangan, termasuk tenaga kesehatan yang siap memberikan perawatan," tuturnya.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, rumah sakit di Kota Bandung yang menangani korban gempa Cianjur meliputi Rumah Sakit Hasan Sadikin, RSUD Bandung Kiwari, RSUD Kota Bandung, Rumah Sakit Santosa Kopo.

Selanjutnya, Rumah Sakit Sartika Asih, Rumah Sakit Muhammadiyah, Rumah Sakit Borromeus, Rumah Sakit Advent, dan Rumah Sakit Santosa Central.

Anhar bilang, kebanyakan korban gempa yang menjalani perawatan di rumah sakit yang ada di Kota Bandung mengalami luka berat atau patah tulang.

Selain membuka fasilitas pelayanan kesehatan untuk korban gempa, menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Bandung mengirimkan bantuan dokter, obat-obatan, mobil ICU, ambulans, hingga mobil jenazah guna mendukung penanganan dampak gempa di Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Minggu 27 November, gempa yang melanda Cianjur pada Senin, 21 November telah menyebabkan 321 orang meninggal dunia dan banyak orang terluka.

Bencana itu juga menyebabkan kerusakan 62.628 rumah, 398 sekolah, 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung kantor serta memaksa 73.874 orang mengungsi.