Cegah Dimanfaatkan Politik Identitas, Said Aqil Imbau Publik Tak Mudah Terprovokasi Hadapi Tahun Politik
Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengingatkan masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan mengutamakan keselamatan bangsa menghadapi tahun politik.

“Tahun-tahun politik telah datang, gejolak dan berbagai turbulensi mulai muncul. Semua warga bangsa tidak boleh lengah terprovokasi dalam menghadapi tahun-tahun politik ini,” katanya saat pengukuhan kepada Pimpinan Pusat HISMINU, Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU), dan Perkumpulan Penggerak Pemakmuran Masjid Indonesia (P3MI) di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu 28 November, dikutip dari Antara.

Ia meminta seluruh bangsa Indonesia tidak terpecah belah karena kondisi itu justru dimanfaatkan oleh kepentingan politik identitas yang menggerus kebinekaan dan kesatuan bangsa.

Menurutnya, politik kebangsaan dan kemanusiaan adalah politik tingkat yang harus dikedepankan dan ditegakkan. Keseimbangan antara kepentingan people, planet, prosperity dan peace, lalu kepentingan masyarakat, ekonomi, perdamaian dan kerja sama harus terjaga dengan baik, terutama di tahun politik.

“Kedaulatan tanah tumpah darah Indonesia secara tertiorial, digital, financial, logical cultural harus dijaga dilindungi dan dirawat. Jangan biarkan siapa saja mengambilnya walau sejengkal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) itu juga mengajak semua orang untuk segera berbenah diri, menghimpun semua kekuatan dan kecerdasan, menggalang solidaritas dan kebersamaan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri berdaulat adil dan makmur.

Rumah tangga sebagai benteng pertahanan utama NKRI, kata dia, perlu dirawat oleh pemerintah dengan baik, termasuk mengamankan ideologi agar tidak terpengaruh ideologi radikal dan liberal.

“Kuatkan pemahaman jati diri budaya dan identitas nasional serta kecintaan terhadap Tanah Air agar cara pandang dan gaya hidupnya tidak terpengaruh ideologi budaya dan identitas asing,” ujarnya.

Ia juga meminta pemerintah membangkitkan solidaritas keluarga untuk memiliki kepedulian sosial dan hidup ramah lingkungan.

Selain itu, mendorong generasi muda di setiap rumah tangga untuk lebih religius, toleransi serta menguasai teknologi sehingga dapat menciptakan keluarga yang aman, damai, makmur dan berdaulat, dimulai dari satu rumah tangga, kemudian menyebar ke satu kelurahan, kecamatan, hingga menciptakan bangsa yang makmur dan damai.

“Keanekaragaman budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia adalah modal kultural dan yang harus dioptimalkan menjadi senjata strategis dengan memengaruhi dan membangun peradaban dunia,” tandasnya.