Kronologi Penembakan Enam Laskar Rizieq yang Dipertanyakan
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Bareskrim Polri sudah melakukan rekonstruksi perkara penyerangan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab yang berujung tindakan tegas atau pemembakan. Dalam rekonstruksi itu tergambarkan polisi terpaksa menembak para laskar karena mencoba melawan dengan cara merebut senjata petugas.

Para laskar khusus ini melakukan perlawanan usai ditangkap di rest area KM 50 dan di masukan ke dalam mobil. Mereka ditempatkan dengam posisi berbeda, untuk tiga orang di bagian belakang dan satu di tengah bersama dengan polisi.

Awalnya, mereka akan di bawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa. Tapi saat dalam perjalanan tepatnya di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 51+200, mereka melakukan perlawanan.

Mereka mencoba merebut senjata karena kondisi yang mendukung. Sebab, usai ditangkap mereka tidak diborgol. Padahal, sebelumnya mereka melakukan penyerangan.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mempertanyakan alasan polisi tak memborgol para laskar. Padahal, untuk perkara kecil pun para pihak yang melakukan perlawanan atau bahkan penyeragan terhadap petugas pasti akan langsung diborogol.

"Ini sangat aneh, Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tangannya diborgol aparat. Kenapa keempat anggota FPI yang baru selesai baku tembak dengan polisi itu tangannya tidak diborgol saat dimasukkan ke mobil polisi?" kata Neta.

Selain itu, Neta juga menganggap upaya polisi memasukkan keempat laskar yang sebelumnya terlibat baku tembak dengan polisi ke dalam mobil polisi yang berkapasitas delapan orang, yang juga diisi anggota polisi, adalah tindakan yang tidak masuk akal.

Sehingga, patut diduga ada pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan oleh polisi.

"Terlihat nyata bahwa aparatur kepolisian sudah melanggar SOP yang menyebabkan keempat anggota FPI itu tewas di satu mobil. Dari penjelasan Kadiv Humas Polri itu terlihat betapa cerobohnya anggota polisi tersebut,” tuturnya.

Alasan Polri

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menegaskan, anggota polisi yang menangkap para laskar sebenarnya hanya bertugas untuk memetakan pergerakan Rizieq Shihab. Sebab, saat itu, fokus penyidikan terkait dengan keberadaan Rizieq yang terlibat perkara dugaan kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan.

"Kenapa dia (empat laskar) tidak diborgol karena memang tim yang mengikuti ini bukan tim untuk menangkap, tim surveilans untuk mengamati. Mereka tidak dipersiapakan untuk menangkap. Tetapi, apabila menerima serangan, mereka siap," kata Brigjen Andi.

Selain itu, tindakan tegas diberikan kepada empat laskar karena bentuk perlawanan yang mereka lalukan sudah sangat membahayakan polisi. Tak hanya berupaya merebut senjata, beberapa laskar di antaranya juga melakukan kekerasan fisik.

"Dua tersangka atau dua pelaku itu yang satu mencoba mencekik anggota dari belakang. Dan yang di samping mencoba merebut (senjata), terus dalam kondisi begitu kan enggak mungkin lagi kan pakai omongan-omongan kan," tutur Andi

Buru Empat Laskar

Terlepas dari hasil rekonstruksi, Polri sejauh ini masih memburu keberadaan empat anggota laskar lainnya yang sempat telibat dalam rangkaian penyerangan. Sebab, berdasarkan hasil rekonstruksi mereka ikut mengadang mobil polisi.

"Terkait perannya, keempat orang tersebut pada saat kejadian berada di dalam sebuah mobil Avanza yang saat kejadian ikut menghalangi mobil petugas bahkan menabrak mobil petugas," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.

Ahmad mengatakan, keempat anggota laskar yang belum tertangkap ini berperan sebagai penghalau dan penabrak mobil polisi. Sebelum aksi penembakan terjadi, mereka mencoba menghalau mobil polisi dengan cara menabraknya. Namun, setelah melakukannya mereka langsung melarikan diri.

Aksi itu dilakukan mereka saat berada di depan Hotel Novotel Karawang. Lokasi ini merupakan tempat kejadian perkara pertama pada Rekonstruksi yang digelar poisi.

"Terkait perannya, keempat orang tersebut pada saat kejadian berada di dalam sebuah mobil Avanza yang saat kejadian ikut menghalangi mobil petugas bahkan menabrak mobil petugas pada saat rekonstruksi," jelas Ahmad.

"Menabrak di bagian depan kanan. Setelah menabrak kemudian melarikan diri itu perannya. Itu TKP-nya di depan hotel Novotel Karawang yang tadi malam," tandas dia.