Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon menyatakan  dirinya lebih mempercayai kronologi bentrokan berujung penembakan enam laskar pengikut Rizieq Shihab dari versi Front Pembela Islam (FPI).

Hal ini menanggapi adanya dua keterangan berbeda dari pihak kepolisian dan FPI. Polisi menyebut penembakan dilakukan karena laskar menyerang dan terjadi baku tembak. Namun, FPI membantah pernyataan polisi tersebut.

"Dua narasi besar itu disajikan kepada rakyat. Mana yang paling bisa dipercaya? Saya sendiri lebih percaya dengan narasi maupun kronologi yang dikemukakan oleh FPI karena itu jauh lebih masuk akal," kata Fadli dalam diskusi yang ditayangkan Youtube LDTV, Selasa, 8 Desember.

Menurut Fadli, narasi yang dikemukakan polisi itu menurut mudah untuk dibantah. "Dengan narasi laskar menggunakan pistol, senjata tajam, itu adalah sebuah cara-cara klasik intelijen di masa lalu," ungkap Fadli.

Selain itu, Fadli juga menganggap bahwa pemerintah menunjukkan sisi otoritarianisme dalam menghadapi Rizieq. Sebab, Fadli mengaku belum mendengar ada pejabat pemerintah maupun lembaga negara yang mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam laskar FPI.

"Kelihatan tidak ada sedikit pun rasa penyesalan. Kemudian, kita tidak melihat ada belasungkawa dari tokoh-tokoh aparat kemanan dan juga pimpinan pejabat tinggi negara. Saya belum dengar sampai sejauh ini," tutur dia.

Sebagai informasi, peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, 7 Desember dini hari. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut Irjen Fadil beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek, Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.

Namun, hal ini dibantah oleh Juru Bicara FPI, Munarman. Munarman menegaskan Rizieq melakukan perjalanan untuk mengikuti pengajian di kediaman keluarga intinya.

"Kabar itu fitnah. Habib Rizieq itu menuju luar Jakarta untuk menghadiri pengajian keluarga inti.  Saya tidak mau sebutkan di mana lokasinya. Ini hanya pengajian keluarga inti, tidak melibatkan pihak manapun juga," ungkap Munarman.

Munarman juga membantah bahwa laskar pengikut Rizieq memiliki senjata api. Oleh sebab itu, Munarman menegaskan tidak ada baku tembak yang dilakukan oleh polisi dan anggota laskar.

"Fitnah besar itu, kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak menembak. Tidak ada baku tembak, adanya hanya peristiwa penembakan. Kami tidak mungkin membeli (senjata api) dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali. Itu upaya-upaya memfitnah, memutarbalikkan fakta," pungkasnya.