Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon menilai bahwa saat ini pemerintahan Joko Widodo tampak menjadikan pimpinan FPI, Muhammad Rizieq Shihab sebagai musuh.

Hal ini, kata Fadli, tampak dari proses hukum kasus pelanggaran protokol kesehatan berupa kerumunan oleh Rizieq dan penembakan enam anggota laskar FPI.

"Apa yang terjadi pada Habib Rizieq terjawab sampai sekarang, seperti menjadi sebuah priortas bagi pemerintah, bagi negara, untuk mengatasi semacam sebuah kendala, bahkan dianggap sebagai musuh," kata Fadli dalam diskusi yang ditayangkan Youtube LDTV, Selasa, 8 Desember.

Padahal, menurut Fadli, pemerintah tidak memiliki alasan kuat untuk menjadikan Rizieq sebagai musuh, bila mengacu pada kasus hukum pelanggaran protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

"Tidak ada satu dasar hukum tentang protokol kesehatan yang kuat, di mana juga banyak dilanggar orang lain, untuk (kepolisian) melakukan upaya (penyidikan) sampai operasi-operasi inteligen yang luar biasa," ucap Fadli.

Selain itu, Fadli juga menganggap bahwa pemerintah menunjukkan sisi otoritarianisme dalam menghadapi Rizieq. Sebab, Fadli mengaku belum mendengar ada pejabat pemerintah maupun lembaga negara yang mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam laskar FPI.

"Kelihatan tidak ada sedikit pun rasa penyesalan. Kemudian, kita tidak melihat ada belasungkawa dari tokoh-tokoh aparat kemanan dan juga pimpinan pejabat tinggi negara. Saya belum dengar sampai sejauh ini," tutur dia.

Sebagai informasi, peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, 7 Desember dini hari. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek, Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.

Namun, hal ini dibantah oleh Juru Bicara FPI, Munarman. Munarman menegaskan bahwa Rizieq melakukan perjalanan untuk mengikuti pengajian di kediaman keluarga intinya.

"Kabar itu fitnah. Habib Rizieq itu menuju luar Jakarta untuk menghadiri pengajian keluarga inti.  Saya tidak mau sebutkan di mana lokasinya. Ini hanya pengajian keluarga inti, tidak melibatkan pihak manapun juga," ungkap Munarman.

Munarman juga membantah bahwa laskar pengikut Rizieq memiliki senjata api. Oleh sebab itu, Munarman menegaskan tidak ada baku tembak yang dilakukan oleh polisi dan anggota laskar.

"Fitnah besar itu, kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak menembak. Tidak ada baku tembak, adanya hanya peristiwa penembakan. Kami tidak mungkin membeli (senjata api) dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali. Itu upaya-upaya memfitnah, memutarbalikkan fakta," pungkasnya.