Dua Narasi Berbeda Soal Penembakan Laskar FPI, Jokowi: Gunakan Prosedur Hukum
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menanggapi soal dua narasi berbeda terkait kronologi penembakan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab di Tol Jakarta-Cikampek. 

Polda Metro Jaya menyebut penembakan dilakukan sebagai pertahanan diri karena laskar FPI menyerang aparat dengan senjata api. Namun, FPI membantah dan menegaskan jajarannya tak dibekali oleh senjata apapun.

Kata Jokowi, jika ada dua narasi berbeda yang berkembang, maka masyarakat diminta untuk mengikuti prosedur hukum yang tengah berjalan.

"Jika ada perbedaan pendapat tentang proses penegakkan hukum, saya mita agar menggunakan mekanisme hukum. Ikuti prosedur hukum, ikuti proses dan hargai keputusan pengadilan," ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu, 13 Desember.

Jokowi melanjutkan, jika penegakan hukum oleh aparat tak mendapat titik temu, maka penyelidikan kasus tersebut dapat diserahkan kepada lembaga independen seperti Komnas HAM.

"Jika perlu memerlukan ketelibatan lembaga independen, kita memiliki Komnas HAM di mana masyarakat bisa menyampaikan pengaduannya," tutur dia.

Saat ini, Konas HAM membentuk tim penyelidikan terkait peristiwa penembakan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek.

Dalam penyelidikan ini, Komnas HAM bakal meminta keterangan dari Direktur Utama PT Jasa Marga, Subakti Syukur dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran. Pemanggilan dijadwalkan pada Senin, 14 Desember.

Tim penyelidikan Komnas HAM juga telah melakukan permintaan keteranga kepada sejumlah pihak yang terkait dalam kasus ini. Di antaranya adalah FPI, saksi, keluarga korban enam laskar yang meninggal, dan masyarakat.

Diberitakan sebelumnya peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, 7 Desember dini hari. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut Irjen Fadil beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek, Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.

Namun, hal ini dibantah oleh Juru Bicara FPI, Munarman. Munarman menegaskan Rizieq melakukan perjalanan untuk mengikuti pengajian di kediaman keluarga intinya.

"Kabar itu fitnah. Habib Rizieq itu menuju luar Jakarta untuk menghadiri pengajian keluarga inti.  Saya tidak mau sebutkan di mana lokasinya. Ini hanya pengajian keluarga inti, tidak melibatkan pihak mana pun juga," ungkap Munarman.

Munarman juga membantah bahwa laskar pengikut Rizieq memiliki senjata api. Oleh sebab itu, Munarman menegaskan tidak ada baku tembak yang dilakukan oleh polisi dan anggota laskar.