Ini Alasan Polisi Tak Borgol Empat Laskar FPI Sebelum Ditembak saat Coba Rebut Senpi di Mobil Polisi
Barang bukti kasus penyerangan polisi hingga akhirnya 6 laskar khusus FPI pengawal Rizieq Shihab ditembak mati polisi (DOK. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Bareskrim Polri menjelaskan alasan pihaknya tidak memborgol empat anggota laskar khusus FPI pengawal Rizieq shihab saat berhasil meringkus mereka dan membawanya ke dalam mobil polisi.

Ketika itu, polisi menyebut dua orang ditembak karena menembak mobil polisi. Sementara, keempat orang lainnya ditangkap di rest area tol KM 50 dan dipindahkan ke mobil petugas. Namun, mereka tidak diborgol.

“Kenapa dia (empat laskar) tidak diborgol karena memang tim yang mengikuti ini bukan tim untuk mengangkat, tim surveilans untuk mengamati. Mereka tidak dipersiapakan untuk menangkap. Tetapi, apabila menerima serangan, mereka siap, “ kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian kepada wartawan, Senin, 14 Desember.

Karena tidak diborgol, akhirnya empat laskar FPI tersebut sempat berusaha merebut senjata api yang dipegang polisi di dalam mobil petugas karena mereka tak lagi memiliki senjata sebagai perlawanan.

"Dua tersangka atau dua pelaku itu yang satu mencoba menyekek anggota dari belakang. Dan yang di samping mencoba merebut (senjata), terus dalam kondisi begitu kan nggak mungkin lagi kan pakai omongan-omongan kan," tutur Andi.

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane mengungkap kejanggalan proses rekonstruksi atau reka ulang peristiwa bentrokan berujung penembakan enam laskar khusus FPI oleh polisi.

“IPW melihat ada tiga pelanggaran SOP yang dilakukan anggota Polri, terutama dalam kasus kematian empat anggota FPI di dalam mobil petugas kepolisian,” kata Neta dalam keterangannya, Senin, 14 Desember. 

Pertama, kata Neta, polisi menjelaskan keempat anggota FPI yang masih hidup, setelah dua temannya tewas ditembak dan dimasukkan ke dalam mobil polisi tanpa diborgol. 

“Ini sangat aneh, Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tabgannya diborgol aparat. Kenapa keempat anggota FPI yang baru selesai baku tembak dengan polisi itu tangannya tidak diborgol saat dimasukkan ke mobil polisi?” cecar Neta.

Kedua, Neta menganggap upaya polisi memasukkan keempat anggota FPI yang baru selesai baku tembak dengan polisi ke dalam mobil polisi yang berkapasitas delapan orang, yang juga diisi anggota polisi, adalah tindakan yang tidak masuk akal.

Ketiga, anggota Polri yang seharusnya terlatih terbukti tidak Promoter dan tidak mampu melumpuhkan anggota FPI yang tidak bersenjata, sehingga para polisi itu main hajar menembak dengan jarak dekat hingga keempat anggota FPI itu tewas.

“Dari ketiga kecerobohan ini terlihat nyata bahwa aparatur kepolisian sudah melanggar SOP yang menyebabkan keempat anggota FPI itu tewas di satu mobil. Dari penjelasan Kadiv Humas Polri itu terlihat betapa cerobohnya anggota polisi tersebut,” tuturnya.