JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane mengungkap kejanggalan proses rekonstruksi atau reka ulang peristiwa bentrokan berujung penembakan enam laskar khusus FPI oleh polisi.
“IPW melihat ada tiga pelanggaran SOP yang dilakukan anggota Polri, terutama dalam kasus kematian empat anggota FPI di dalam mobil petugas kepolisian,” kata Neta dalam keterangannya, Senin, 14 Desember.
Pertama, kata Neta, polisi menjelaskan keempat anggota FPI yang masih hidup, setelah dua temannya tewas ditembak dan dimasukkan ke dalam mobil polisi tanpa diborgol.
“Ini sangat aneh, Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tangannya diborgol aparat. Kenapa keempat anggota FPI yang baru selesai baku tembak dengan polisi itu tangannya tidak diborgol saat dimasukkan ke mobil polisi?” cecar Neta.
Kedua, Neta menganggap upaya polisi memasukkan keempat anggota FPI yang baru selesai baku tembak dengan polisi ke dalam mobil polisi yang berkapasitas delapan orang, yang juga diisi anggota polisi, adalah tindakan yang tidak masuk akal.
Ketiga, anggota Polri yang seharusnya terlatih terbukti tidak Promoter dan tidak mampu melumpuhkan anggota FPI yang tidak bersenjata, sehingga para polisi itu main hajar menembak dengan jarak dekat hingga keempat anggota FPI itu tewas.
“Dari ketiga kecerobohan ini terlihat nyata bahwa aparatur kepolisian sudah melanggar SOP yang menyebabkan keempat anggota FPI itu tewas di satu mobil. Dari penjelasan Kadiv Humas Polri itu terlihat betapa cerobohnya anggota polisi tersebut,” tuturnya.
BACA JUGA:
Diketahui sebelumnya, Polri menggelar rekonstuksi perkara penembakan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab yang terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 50. Dalam kegiatan ini ada 58 adegan diperagakan yang memperlihatkan dari awal kejadian hingga para laskar diberikan tindakan tegas oleh polisi.
Dalam rekonstuksri yang digelar pada Senin, 14 Desember dini hari, dilakukan di tempat lokasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan kejadian sebenarnya.
Di lokasi pertama tepatnya di Jalan Internasional Karawang Barat, depan Hotel Novotel, setidaknya ada sembilan adegan yang diperagakan. Reka ulang adegan ini menggambarkan awal mula bentrokan antara polisi dan laskar khusus Rizieq Shihab.
Pada mulanya, beberapa anggota polisi yang berada di mobil Toyota Avanza berwarna silver dihalangi dua mobil laskar, yakni Avanza silver dan Chevrolet Spin abu-abu.
Kemudian, salah satu mobil yang ditumpangi laskar menabrak mobil polisi. Selanjutnya, mobil itu langsung tancap gas untuk melarikan diri.
Selanjutnya, mobil laskar lainnya yakni, Chevrolet Spin langsung menghadang mobil polisi. Empat anggota laskar langsung keluar dari mobil tersebut.
Mereka yang membawa senjata tajam kemudian menyerang mobil petugas. Beberapa kali empat anggota laskar itu menghantamkan senjata mereka ke arah mobil polisi.
Dengan adanya tembakan peringatan itu, empat anggota laskar yang sebelumnya melakukan penyerangan memutuskan untuk kembali ke mobilnya. Tapi dua laskar yang sebelumnya hanya di dalam mobil justru keluar dan menembak mobil polisi sebanyak tiga kali.
Sehingga, polisi membalas tembakan itu. Tapi kedua laskar itu langsung kembali masuk ke mobil chevrolet. Selanjutnya mereka melarikan diri.
Berlanjut ke lokasi kedua yakni, di Jembatan Badami, setidaknya ada empat adegan yang diperagakan.
Pada bagian rekonstuksi ini, memperlihatkan mobil Chevrolet Spin yang ditumpangi 6 angota laskar, disalip mobil petugas dari sisi sebelah kiri.
Di sini seorang laskar disebut melakukan penembakan ke arah polisi. Penembakan dilakukan dengan cara membuka kaca dan mengarahkan senjata ke arah salah seorang petugas di dalam mobil.
"Saat yang bersama karena petugas C melihat pelaku (Laskar) satu menembak, petugas C membalas tembakan pelaku," kata petugas.
Lalu, dua anggota polisi yakni, petugas C dan A yang duduk di kursi bagian tengah melancarkan tembakan balasan. Aksi tembak-tembakan ini sempat terhenti ketika mobil polisi memperlambat kecepatannya.
Penembakan kembali terjadi ketika mobil polisi mulai mendekati mobil para laskar dari sisi kanan. Petugas B saat itu menembak mobil Chevrolet yang dikendarai para laskar.
"Selanjutnya mobil Chevrolet pelaku membuka kaca dan mengarahkan senjata ke arah petugas. Petugas B dan C melakukan penembakan ke arah pelaku," kata petugas.
Aksi saling tembak dan kejar-kejaran yang terjadi kembali terhenti, karena mobil petugas sempat terhalang truk yang melintas dan tertinggal jauh dari mobil para laskar.
Adegan pun berlanjut ke lokasi ke tiga yakni Rest Area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Mobil yang dikendarai laskar awalnya masuk ke rest area. Namun tak diketahui apa tujuan mereka ke sana.
Hanya saja, saat hendak keluar mobil mereka terhalang mobil lainnya. Sehingga, petugas berhasil mengejar para laskar.
Saat itulah, polisi mengepung mobil Laskar. Mereka meminta empat anggota laskar turun dari mobil dan tiarap. Sedangkan, dua anggota laskar lainnya terluka akibat terkena tembakan.
Kemudian, petugas menggeledah mobil itu. Alhasil, didapati senjata api, celurit, tongkat kayu hingga ketapel. Sehingga, empat laskar dan barang butki itu dimasukan ke dalam mobil petugas.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian mengatakan, kedua laskar itu tertembak saat petugas melakukan tembakan balasan di lokasi sebelumnya.
"Begitu berhasil diblok (dihadang), ditemukan bahwa dua dari pelaku dalam keadaan terluka," papar Brigjen Andi.
Kedua laskar yang terluka itu kemudian dibawa menggunakan mobil avanza petugas. Sementara 4 orang Laskar lainnya, dibawa menggunakan mobil Daihatsu Xenia milik petugas lainnya, yang tiba di rest area untuk membantu petugas.
Lokasi terakhir dalam rekonstruksi yakni, ruas tol Jakarta-Cikampek KM 51+200. Dari reka ulang adegan diketahui jika empat laskar khusus FPI yang dibawa menggunakan Daihatsu Xenia ditembak polisi karena disebut mencoba merebut senjata petugas.
"Saya coba jelaskan bahwa TKP 4 ini adalah lanjutan apa yang terjadi di TKP 3 (rest area km 50). Adegan di TKP 3 itu, empat pelaku yang masih hidup diamankan ke dalam mobil dengan tujuan dibawa penyidik ke Polda Metro Jaya," ungkap Brigjen Andi.
Andi mengatakan, empat anggota laskar ini ditempatkan dengan posisi berbeda. Tiga di bagian berada di belakang dan satu di tengah. Tapi mereka semua tak diborgol.
Dengan kondisi itulah, para laskar kembali melakukan perlawanan. Mereka mecoba merebut senjata petugas. Sehingga akhirnya berujung dengan keputusan untuk memberikan tindakan tegas.
"Terjadi percobaan untuk merebut senjata anggota dari pelaku yang ada dalam mobil. Sehingga keempat pelaku dalam mobil mengalami tindakan tegas dan terukur dari anggota yang ada. Setelah kejadian ternyata dalam kondisi luka, langsung itu dibawa ke RS Kramat Jati, Polri," ucapnya.