Jabat PM Malaysia dan Terbuka untuk Semua Kekuatan Politik, Anwar Ibrahim: Ini Pemerintahan Persatuan
PM Malaysia Anwar Ibrahim. (Wikimedia Commons/Firdaus Latif)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pada Kamis, dia akan memimpin pemerintahan persatuan yang terdiri dari koalisi utama Pakatan Harapan (PH), Barisan Nasional (BN) dan Gabungan Parti Sarawak (GPS).

Selain itu, dia mengatakan akan tetap membuka pintu bagi kubu lain, seperti Perikatan Nasional (PN) dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) untuk bergabung.

Berbicara pada konferensi pers pertamanya sejak dia dilantik sebagai perdana menteri, Anwar mengatakan: "Saya telah menekankan bahwa pemerintah ini adalah pemerintah persatuan," dilansir dari CNA 25 November.

"Pemerintah Persatuan Nasional ini, mulai malam ini sebelum pengambilan sumpah, terdiri dari Pakatan Harapan, Barisan Nasional dan Gabungan Parti Sarawak. Makanya, dengan mayoritas ini dan kekuatan PH, (itu) blok terbesar," tambahnya.

Dia mencatat bahwa pemerintah persatuan juga termasuk Parti Warisan Sabah, Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia dan anggota parlemen independen lainnya.

"Sebagai perdana menteri yang mewakili semua rakyat Malaysia, semua ras, saya terbuka untuk menerima partai-partai lainnya untuk membuat negara ini bersatu," tegas Anwar.

Ia menyatakan bersedia bekerja sama dengan semua pihak, termasuk PN yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin yang memiliki 73 kursi dan GRS yang dipimpin oleh Hajiji Noor yang memiliki 6 kursi.

"Saya ingin bertanya kepada PN apakah mereka siap bergabung dengan kami dalam pemerintahan persatuan ini?," tanya Anwar.

Dia menambahkan, Malaysia kini telah menyaksikan "perubahan besar"

"Bukan hanya dalam penunjukan perdana menteri baru, atau pemimpin baru, tapi harapan baru untuk Malaysia. Saya ingin mengangkat martabat rakyat, mengakhiri korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta memperjuangkan kehidupan rakyat," urainya.

Diberitakan sebelumnya, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah menunjuk pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Hari Kamis, dengan sejumlah pekerjaan rumah (PR) sudah menantinya.

Penunjukan ini mengakhiri lima hari krisis pasca pemilihan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seiring dengan hasil yang tidak meyakinkan.

Keputusan tentang perdana menteri jatuh ke tangan Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong, setelah Anwar dan Muhyiddin melewatkan tenggat Selasa sore untuk membentuk aliansi yang berkuasa.

Dalam pemilihan Sabtu pekan lalu, tidak ada satu pihak yang mampu meraih suara mayoritas minimal 222 suara di Majelis Rendah.

PH memenangkan 81 kursi sementara PN menguasai 73 kursi, menempatkan keduanya pada posisi untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Sebuah koalisi perlu didukung oleh setidaknya 112 anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Tapi, ini juga tidak terwujud.

Sementara, BN yang berada jauh di urutan ketiga berhasil merebut 30 kursi. GPS meraih 23 kursi sementara GRS tampil sebagai pemenang dengan enam kursi.