Ingatkan Korban Gempa Cianjur, BMKG: Hoaks Tiap Jelang Malam Berseliweran, Intinya yang Heboh-heboh Jangan Percaya
BMKG, BNPB, dan Badan Geologi saat konferesi pers penanganan gempa Cinjur pada Rabu 23 November. (Tangkapan layar-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan kepada masyarakat utamanya warga terdampak gempa Cianjur mewaspadai hoaks. Menurutnya, hoaks terkait bencana kerap muncul menjelang malam tiba.

"Sekadar mengingatkan, hoaks itu setiap menjelang malam selalu berseliweran," katanya dalam konferesi pers penanganan gempa Cinjur terkini, dikutip dari kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu 23 November.

Dia pun membahas hoaks yang berkembang di tengah masyarakat pasca-gempa Cianjur. Hoaks itu terkait isu pergerakan patahan sesar Cimandiri dan perkiraan gempa besar di kawasan Waduk Cirata.

Dwikorita menyebutkan penyebar hoaks itu bahkan memakai voice note atau pesan suara yang dinarasikan dari BMKG agar cepat dipercaya.

"Kemarin ada yang suara yang menyampaikan BMKG soal patahan di Waduk Cirata akan bergerak, tentang jamnya belum diketahui, tidak dapat diprediksi. Hoaks," tuturnya.

Tenda pengungsi korban gempa Cianjur roboh diterpa gempa susulan pada Rabu 23 November siang. (Diah Ayu-VOI)

Dia pun menekankan informasi terkait kebencanaan hanya bersumber dari instansi pemerintah.

"Intinya kalau yang dramatis, heboh-heboh gitu, udahlah engga usah percaya, percaya informasi BMKG saja sambil tetap berdoa kepada tuhan yang maha esa," pungkasnya.

Gempa magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin 21 November sekitar pukul 13.21 WIB. Lindu itu menyebabkan banyak korban jiwa meninggal dan luka-luka.

Berdasarkan data BNPB per Rabu 23 November pukul 17.00 WIB, gempa berpusat di 10 kilometer barat daya Cianjur itu memakan korban jiwa sebanyak 271 orang meninggal.

Sedangkan korban luka-luka sebanyak 2.043 orang dan 151 masih dinyatakan hilang. BNPB juga mencatat sebanyak 61.098 orang mengungsi.