Andalkan Penggalangan Opini Gaet Pemilih Muda, Golkar Disarankan Tak Remehkan Diferensiasi Kampanye
Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) memimpin rapat pengurus pleno di Markas Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa 5 November 2019. (ANTARA-Aprillio A)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai partai politik akan menyusun beragam strategi untuk menggaet pemilih muda menghadapi Pemilu 2024. Jika hanya mengandalkan cara-cara konvensional maka kesempatan untuk meraup suara bisa menguap hilang begitu saja.

Hal itu disampaikan Ujang menanggapi Partai Golkar yang mengedepankan strategi penggalangan opini, termasuk memuluskan Ketumnya Airlangga Hartarto, jadi calon presiden di Pemilu 2024.

Ujang menekankan pemilih muda di Pemilu 2024 bakal mencapai 60 persen dari total konstituen. Sebagai partai yang besar, kata dia, Golkar harus mempunyai aspek diferensiasi pada kerja-kerja kampanye jika ingin targetnya tercapai.

"Kalau hanya melakukan penggalangan opini publik, lalu kampanye di media. Itu hal yang biasa. Partai-partai lain pun melakukan hal serupa," ujar Ujang, Selasa, 22 November, malam.

Ujang menyarankan, partai beringin mempunyai strategi yang variatif. Sebab partai politik dipastikan bakal berlomba-lomba menggaet para pemilih muda. Misalnya saja, Partai Gerindra yang sudah menunjuk lebih dari satu juru bicara untuk Pemilu 2024 dari kalangan muda.

"Saya melihat harus ada variasi, harus ada pembeda, harus ada daya tarik yang diberikan Golkar pada pemilih, termasuk pemilih muda. Kalau tidak? Ya akan sama, akan biasa saja, akan tergerus oleh partai lain dengan kampanye yang sama," ujar Ujang.

Menurut Ujang, Golkar sudah cukup mapan dengan infrastruktur politik yang besar. Maka sudah sepatutnya menerapkan pendekatan baru dengan mengikuti konstruksi pemilih Pemilu 2024 yang didominasi kalangan muda.

"Golkar harus mengambil posisi yang bisa menjangkau pemilih muda dengan cara baru yang kreatif, atraktif, dan bisa menawarkan solusi, agar mereka simpati. Oleh karena itu butuh terobosan, strategi, dan butuh cara-cara baru, termasuk diferensiasi dalam kampanye, untuk mendapatkan simpati dari pemilih terutama pemilih muda," katanya.

Ujang mengatakan, beda strategi penting dilakukan mesin Partai Golkar yang sedang dipanaskan saat ini.  "Penggalangan opini, berkampanye di media secara masif, itu hal yang bagus. Tapi jangan lupa diferensiasi, ada strategi pembeda," imbuhnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus mengaku partainya bakal mengedepankan penggalangan opini saat menghadapi Pemilu 2024.

Dia pun meminta Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) Partai Golkar menjadikan kaum milenial sebagai target utama konstituen Pemilu 2024.

“Kalau kita untuk menang ada dua kegiatan yang kita lakukan, kalau saya menggunakan istilah operasi, ada dua operasi yaitu operasi pasukan darat yaitu infanteri," ujar Lodewijk di sela Rakornas MPO Golkar di Jakarta, Senin, 21 November.

Menurutnya, Partai Golkar akan mengerahkan seluruh kekuatan baik pasukan darat maupun udara untuk memenangkan Pemilu 2024.

"Kedua, operasikan pasukan udara dengan cara memasang media media di luar ruangan dan di luar ruangan dan memasang media elektronik itu secara kolektif harus dilakukan,” tandasnya.