JAKARTA - Polri menyebut masih banyak wilayah yang belum tersentuh bantuan usai gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguNcang Cianjur, Jawa Barat. Kerusakan yang terjadi cukup parah.
Kondisi itu diketahui usai dilakukan pemantauan melalui udara dengan helikopter.
"Dari pantauan tadi memutari beberapa titik daerah Nagrak (kecamatan) yang agak lebih parah, banyak rumah yang kondisinya memprihatinkan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Selasa, 22 November.
Akses darat untuk menuju ke kawasan yang belum menerima bantuan pun disebut cukup sulit dilalui.
Diperkirakan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengirim bantuan ke titik-titik tersebut, terutama wilayah Nagrak.
Selain itu, dari hasil pantauan udara mesti ada penambahan tenda-tenda darurat dan fasilitas lainnya. Sebab, banyak masyarakat terdampak yang berada jauh dari pos pengungsian.
"Dari evaluasi pantauan udara hari ini tentunya akan kita sampaikan ke pak Asops Kapolri nanti pak Asops akan berkoordinasi dengan Kapolda Jabar untuk arah bantuan, baik bantuan sembako, bantuan pelayananan medis bisa dilarikan ke sana dan juga logistik-logistik lainnya," ungkapnya.
BACA JUGA:
Irjen Dedi menyebut Polri akan fokus dalam proses evakuasi korban meninggal ataupun luka-luka. Hal itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Perintah bapak Kapolri baik korban yang kondisi meninggal dunia dan korban luka-luka masih butuh pelayanan medis ini menjadi fokus kita. Dan tenda-tenda darurat harus segera didirikan perintah Kapolri dapur lapangan, kendaraan water treatment dan kebutuhan mendasar lainnya harus disdistribusikan," kata Dedi.
Sebagai informasi, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang kawasan Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November.
Berdasarkan data BNPB, sebanyak 268 orang meninggal dunia. Kemudian, tercatat 151 orang dinyatakan hilang.