Warga Cianjur Rayakan Natal di Tenda Depan Gereja, Ibadah Berlangsung Khidmat Tanpa Raut Kesedihan
Suasana perayaan Natal di salah satu gereja di Cianjur. (Foto: Dok. BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Gempa Cianjur, Jawa Barat, menyisakan kisah pilu yang membekas dalam ingatan. Satu bulan telah berlalu, raut wajah kesedihan itu tidak nampak hari ini.

Para warga umat nasrani berbondong-bondong menyambut dengan suka cita perayaan Natal di Kota Cianjur. Senyum lebar terpancar dari setiap jemaat yang hadir pada acara perayaan Natal di Gereja Santo Petrus, Kota Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu, 25 Desember.

Acara keagamaan dilaksanakan dengan menggunakan tenda yang didirikan di depan gereja. Tampak tenda besar bernuansa biru dan putih berdiri kokoh di halaman depan pintu masuk gereja.

Pemilihan lokasi ini dikarenakan kondisi Gereja Santo Petrus mengalami rusak berat pasca gempa. Selain itu, peniadaan kegiatan ibadah di dalem gereja juga untuk menghindari rasa trauma apabila terjadi gempa susulan yang dapat menggangu jalannya ibadah keagamaan.

Petugas keamanan yang terdiri dari unsur TNI-Polri terlihat berjaga di pintu masuk. Setelah pintu masuk, nampak sejumlah panitia melakukan screening awal berupa pengecekan suhu tubuh, pemberian handsanitizer dan pembagian masker bagi jemaat yang tidak membawa.

Hal ini dilakukan dalam rangka penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Tanpa mengurangi kekhusyukan acara, warga melaksanakan seluruh rangkaian keagamaan dengan khidmat.

Ketua Panitia Natal di Gereja Santo Petrus, Intan Simarmata menuturkan, warga cukup antusias dalam perayaan natal di tengah kondisi pascagempa.

"Malam 24 Desember sama pagi ini 25 Desember, sepertinya ada 700 warga yang hadir di sini, cukup antusias sekali walaupun situasi seperti ini, warga tetap suka cita untuk bergabung merayakan natal bersama," ujar Intan, dalam keterangan resmi BNPB, Minggu, 25 Desember.

Hal senada juga diungkapkan Supri salah satu jemaat Gereja Santo Petrus, dirinya mengaku ingin bangkit setelah kejadian pascagempa.

"Saya sangat optimis terhadap kebangkitan cianjur, toleransi antar umat beragama dalam masa darurat kemarin juga telah menjadi bukti bahwa kita bisa bangkit bersama," ungkap Supri.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi momentum kebangkitan warga cianjur dengan sikap toleransi antarumat beragama dalam menghadapi situasi pascagempa.

Seperti diketahui, masa tanggap darurat kini sudah beralih ke masa transisi pemulihan. BNPB juga secara konsisten terus mendampingi pemerintah daerah dalam masa tanggap darurat, transisi pemulihan, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.