Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut pertemuan perdana antara Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar di Solo, merupakan hal istimewa bagi para kader. Pertemuan tatap muka Puan dan Ganjar sekaligus mematahkan isu disharmoni antarkeduanya. 

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan PDIP pada dasarnya solid di dalam. Menurutnya, sepanjang tahun ini konflik Ganjar dan Puan hanya bagian dari strategi untuk mengukur loyalitas dan membentuk soliditas baru. 

"Pada akhirnya PDIP menyadari akan tetap memilih di antara mereka, Puan secara ketokohan tidak pernah terbukti ambisius harus diusung, hal inilah yang membuat Puan miliki karir bertahap di PDIP, tidak secara instan dan mudah berada di atas," ujar Dedi Kurnia Syah kepada VOI, Selasa, 22 November. 

Dedi menilai, situasi saat ini menjelaskan jika PDIP mulai mengakhiri strategi konfliknya. Kata dia, bisa saja karena PDIP sudah melihat rival yang akan muncul, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. 

"Andai Anies belum dideklarasikan, sangat mungkin konflik Ganjar-Puan akan terus berlangsung," katanya.

Menurut Dedi, solidnya Puan dan Ganjar saat ini tidak menimbulkan kekhawatiran bagi Anies Baswedan yang sudah resmi diusung Partai NasDem sebagai capres. Sebab, kata dia, mantan gubernur DKI Jakarta itu sudah siap untuk bertarung dengan siapapun yang ikut berlaga di Pilpres 2024. 

"Anies sangat mungkin tidak khawatir dengan Ganjar karena sejak awal sudah memprediksi akan bertarung," kata Dedi. 

"Justru kebersamaan Puan dan Ganjar ini penanda PDIP mulai khawatir dengan Anies. Semula bisa saja mereka berpikir mudah hadapi pemilu, tetapi munculnya Anies bisa jadi lawan cukup berat," tambahnya.