Bagikan:

YOGYAKARTA - Gerombolan pelajar menendang seorang nenek di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, terekam dalam video yang viral di media sosial. Tindakan yang dilakukan oleh anak-anak muda tersebut membuat publik geram. 

Dalam tayang video terlihat nenek tersebut sampai jatuh tersungkur menerima tendangan dari seorang pelajar. Masyarakat pun mempertanyakan motif pelajar tendang nenek di pinggir jalan tersebut.

Sebelumnya, beberapa orang pelajar yang berboncengan sepeda motor tersebut datang dari arah belakang dan berhenti di samping si nenek. Kemudian nenek terlihat bercakap-cakap dengan seorang pelajar. Lalu datang seorang pelajar dan menendang si nenek. 

Salah seorang dalam rombongan tersebut merekam tindakan penganiayaan rekannya kepada si nenek. Video berdurasi 13 detik tersebut kemudian tersebar ke grup WhatsApp mereka hingga beredar luas di media sosial. 

Motif Pelajar Tendang Nenek di Tapanuli Selatan 

Kepolisian Resort (Polres) Tapanuli Selatan berhasil mengamankan para pelajar yang menjadi tersangka tak lama setelah videonya beredar. Sebanyak enam pelajar digelandang ke kantor kepolisian. 

Saat ditanya oleh polisi, pelajar tersebut mengaku melakukan aksi tendang itu karena iseng. Polisi mencari nenek yang menjadi korban. Polisi juga memanggil orang tua (ortu) para pelajar tersebut, pihak sekolah, hingga kepala desa setempat. 

“Jadi untuk sementara ini, (alasan menganiaya) tidak sengaja atau iseng-iseng. Para pelajar ini (mengaku) tidak ada niat untuk melukai dan lain sebagainya.” kata Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni. 

Permintaan Maaf Orang Tua Pelajar Tendang Nenek

Orang tua pelajar yang menjadi pelaku penendangan nenek menyatakan permintaan maaf. Ortu menyampaikan maaf kepada korban, keluarga korban, dan masyarakat umum. Pelajar merupakan siswa di sebuah SMK di Kabupaten Tapanuli Selatan. Mereka masih berumur 17 tahun. 

“Saya perwakilan ortu murid minta maaf sebesar-besarnya terhadap korban atas tindakan anak kami dalam waktu pergi ke sekolah melakukan tindak kekerasan terhadap seorang ibu,” ucap perwakilan ortu pelajar dalam video yang diunggah di akun Instagram @official.polrestapsel.

Korban Diduga ODGJ

Maraindo Harahap, salah seorang ortu pelajar, mengatakan korban diduga adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Korban sudah lama tinggal di desanya selama sekitar 4 bulan. 

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Polres Tapsel, Dinas Pendidikan Sumut, hingga pihak sekolah yang sudah membina dan mengarahkan anak-anak mereka. 

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan minta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah melihat ataupun menonton tindakan anak-anak kami,” katanya. 

Lebih lanjut, Kapolres Tapsel mengatakan pihaknya akan membawa korban ke rumah sakit di Medan untuk dirawat. Polisi melakukan pencarian keberadaan nenek tersebut. Pihaknya dan Dinas Sosial akan melakukan rehabilitasi terhadap nenek itu. 

Korban pernah Dipukul Kayu

Polisi memeriksa para pelajar yang menjadi pelaku lebih lanjut untuk mendapatkan keterangan. Enam pelaku yang berinisial IH, ZA, VH, AR, RM, dan ASH, mengaku pernah memukul nenek tersebut dengan kayu. 

“Mereka memukul ibu itu dengan sebatang kayu. Pelakunya sama dan korbannya juga sama,” kata mam.

Hukuman bagi Pelajar Tendang Nenek 

Kasus ini mendapat sorotan dari Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud meminta Polres Tapanuli Selatan menindak tegas pelajar yang melakukan penganiayaan tersebut. 

Mahfud menyampaikan bahwa para pelaku yang belum dewasa bisa dikenakan pidana dengan ancaman setengah dari masa hukuman normal. “Untuk anak yang belum dewasa secara pidana ancaman hukumannya adalah ½ dari ancaman hukuman normal,” kata Mahfud.

Itulah motif pelajar tendang nenek di Tapanuli Selatan, Sumut. Keenam pelajar yang menjadi pelaku saat ini sedang diproses oleh kepolisian. Setelah itu, pihak kepolisian bekerja sama dengan orang tua dan dinsos untuk melakukan pembinaan terhadap mereka.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.