JAKARTA - Negosiator dari Pemerintah Kolombia dan kelompok gerilya kiri Tentara Pembebasan Nasional (ELN) memulai pembicaraan damai pada Hari Senin, langkah besar pertama dalam upaya Presiden Gustavo Petro untuk mengakhiri hampir 60 tahun perang.
Presiden Petro yang menjabat pada Agustus lalu, mantan anggota pemberontak M-19, telah berjanji untuk membawa "perdamaian total" ke Kolombia, bernegosiasi dengan pemberontak dan kelompok kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba hingga penambangan ilegal.
"Kita tidak bisa melihat satu sama lain sebagai musuh, pekerjaan yang kita miliki adalah rekonsiliasi," kata negosiator ELN Pablo Beltran, melansir Reuters 22 November.
"Kami berharap tidak mengecewakan harapan untuk perubahan ini," sambungnya.
Pembicaraan, yang dimulai di ibu kota Venezuela, Caracas, akan bergilir di antara negara-negara penjamin Venezuela, Kuba dan Norwegia, menurut Pemerintah Kolombia.
"Kami berkomitmen untuk berbicara dengan organisasi yang juga menginginkan perdamaian," terang kepala negosiator pemerintah Otty Patino.
"Kita akan mencapai pelabuhan yang aman, kedamaian sejati," yakinnya.
Delegasi mengadakan pertemuan pertama mereka pada hari Senin, ungkap komisaris tinggi perdamaian Kolombia Danilo Rueda.
Upaya negosiasi sebelumnya dengan ELN, yang memiliki sekitar 2.400 pejuang dan didirikan pada tahun 1964, tidak berhasil sebagian karena perbedaan pendapat di dalam jajarannya.
Para pemimpin mengatakan kelompok itu bersatu, tetapi tidak jelas seberapa besar pengaruh negosiator terhadap unit aktif. Sebagian besar tim negosiasi ELN lebih tua dari banyak anggotanya.
Kendati demikian, negosiasi tidak berarti penangguhan operasi militer terhadap pemberontak, kata Menteri Pertahanan Kolombia Ivan Velasquez pada Senin pagi.
Pembicaraan antara ELN dan pemerintah Juan Manuel Santos dimulai pada 2017 di Ekuador, kemudian pindah ke Kuba, tetapi dibatalkan pada 2019 oleh penerus Santos, Ivan Duque, karena ELN menolak untuk menghentikan permusuhan dan membunuh 22 taruna polisi dalam sebuah serangan. pengeboman.
BACA JUGA:
Diketahui, Presiden Petro sebelumnya juga telah berjanji untuk sepenuhnya mengimplementasikan kesepakatan damai 2016, dengan pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang sekarang sudah didemobilisasi. Lebih dari 450.000 orang tewas dalam enam dekade konflik internal Kolombia.