Bagikan:

JAKARTA – Tak mampu beli Set Top Box (STB) TV digital, sejumlah warga di Jalan Tekukur Dalam RT04/003, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, terpaksa menonton televisi bersama di pos keamanan lingkungan.

Salah satu warga, Teti Herawati mengatakan bila dirinya tak dapat menonton televisi sejak pemerintah mencabut TV analog ke digital. Dan agar bisa menikmati siara TV digital, maka harus membeli tambahan alat, yakni set top boks (STB) yang harganya mencapai ratusan ribu. Karena tidak mampu, Teti terpaksa menonton TV di Pos Keamanan lingkungan (Pos Kamling) yang sudah berbasis digital.

“TV di rumah mati, modelnya sekarang digital, jadi nontonnya di luar rame-rame,” kata Teti saat ditemui di rumahnya di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 18 November.

“Soal tontonan, saya nonton di sini apa saja, ngikutin. Tapi suka kesel pas ada bola aja. Pasti kebanyakan nonton bola,” sambungnya.

Teti mengaku tidak mampu membeli STB lantaran harga barang tersebut dinilai mahal baginya.

“Boro-boro beli gituan, makan aja sulit,” katanya.

Teti berharap pemerintah mengembalikan saluran TV menjadi seperti dulu yakni dengan antena biasa, bukan digital. Agar dirinya dapat menonton televisi kembali.

“Saya minta dibalikin normal kembali deh, antena dulu. Biar bisa nyala lagi,” ungkapnya.

Hal senada dikatakan Siti Zubaedah. Ia juga tak mampu membeli STB lantaran ketidakmampuan keluarganya membeli alat digital tersebut. Sehingga membuat dirinya terpaksa menonton televisi di pos keamanan lingkungkungan.

“Karena keadaan yang kurang mampu, ini dimulai setelah peralihan analog ke digital,” ucap Siti.

Siti menceritakan saat dirinya menoton televisi di Pos Keamanan lingkungkan ini, terpaksa rebutan dengan anak-anak dan bapak-bapak di lingkungannya.

“Biasanya ada anak-anak tuh ama rebutan tontonan. Ibu-ibu pengen sinetron, anak-anak kartun,” ujar Siti.

Atas dasar itu, ia berharap pemerintah memberikan solusi agar dirinya dapat kembali menonton telivisi di rumah lagi. Sehingga dirinya tidak rebutan lagi dalam menonton televisi.

“Semoga warga disini bisa kebantu dengan subsidi STB. Bisa gratis. Biar nolong yang enggak mampu,” tutupnya.