Diduga Terkait ISIS, Otoritas Lebanon Serahkan Cucu Saddam Hussein ke Irak
Ilustrasi ISIS. (Wikimedia Commons/VOA)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Lebanon menyerahkan cucu mantan diktator Saddam Hussein ke Irak, setelah dia dituduh terlibat dalam pembantaian Camp Speicher oleh militan ISIS pada 2014, kata sumber keamanan.

Abdullah Yasser Sabawi, cucu saudara tiri Saddam, Sabawi Ibrahim Al Tikriti, ditahan di Kota Jbeil, Lebanon, pada Agustus dan diekstradisi pada 9 November, kata seorang pejabat keamanan kepada AFP dengan syarat anonim, seperti melansir The National News 14 November.

"Dia dituduh sebagai anggota ISIS dan berpartisipasi dalam pembantaian Speicher", di mana sebanyak 1.700 kadet angkatan udara dieksekusi oleh kelompok teroris itu, kata pejabat keamanan itu.

Sabawi dilaporkan telah tinggal di Lebanon selama bertahun-tahun.

Pembantaian di Camp Speicher, dekat kota asal Saddam, Tikrit, menjadi simbol kebrutalan ISIS saat kelompok teroris itu memperluas kehadirannya di Irak.

Sabawi, lahir pada tahun 1994, ditahan setelah pemberitahuan Interpol menyerukan penangkapannya atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan itu, menurut sumber peradilan Lebanon.

"Irak meminta ekstradisinya," sebut sumber itu.

Keluarga Sabawi telah membantah tuduhan itu, mengatakan bahwa dia berada di Yaman pada saat pembantaian itu.

Jatuhnya Tikrit pada tahun 2014 adalah bagian dari serangan ISIS yang mengejutkan pasukan keamanan dan militer Irak, yang mencair ketika para militan maju dan merebut kota-kota utama di utara dan barat negara itu.

Diketahui, hampir 3.000 taruna dari seluruh Irak diperintahkan oleh atasan mereka untuk berganti pakaian sipil, meninggalkan Kamp Speicher setelah jatuhnya Mosul pada Juni 2014. Mereka yang membawa senjata disuruh meninggalkannya.

Banyak taruna ditangkap oleh pemberontak, yang membawa mereka ke berbagai lokasi di sekitar Tikrit dan mengeksekusi mereka satu per satu, dalam satu kekejaman terburuk yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Video menunjukkan orang-orang bersenjata bertopeng membawa para korban ke tepi sungai beton berlumuran darah di dalam kompleks istana presiden di Tikrit, menembak mereka di kepala dan kemudian dibuang ke Sungai Tigris.