Federasi Guru Minta Pemerintah Tunda Pembukaan Sekolah di Daerah Pilkada
Ilustrasi (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memprediksi penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang telah berlangsung kemarin berpotensi meningkatkan jumlah kasus COVID-19.

Atas kekhawatiran itu, Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo meminta pemerintah menunda pembukaan sekolah yang direncanakan pada Januari 2021 di daerah yang menyelenggarakan Pilkada 2020.

"Penundaan buka sekolah tatap muka pada Januari 2021 harus menjadi pertimbangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama di wilayah yang menyelenggarakan Pilkada serentak," kata Heru dalam keterangannya, Kamis, 10 Desember.

Berdasarkan hasil pantauan FSGI di sejumlah daerah  yang menggelar Pilkada 2020, menunjukan fakta-fakta bahwa selama prosesnya sudah terjadi pengerahan massa dalam jumlah besar, seperti kampanye dengan pawai dan mayoritas peserta tidak mengenakan masker.

"FSGI memperkirakan pascapilkada akan ada juga perayaan kemenangan dari paslon yang meraih suara terbanyak. Ini berpotensi menciptakakan kerumunan sangat tinggi dan kemungkinan protokol kesehatan banyak diabaikan," ungfkap dia.

Heru melanjutkan, daerah yang menggelar Pilkada serentak juga akan berpotensi terjadi juga penambahan kasus. Sebab, setelah Pilkada akan ada masa libur Hari Natal dan Tahun Baru 2021. 

"Liburan bersama selalu diisi dengan berwisata ke destinasi wisata di berbagai wilayah, terjadi kunjungan wisatawan yang meningkat tajam, terjadi kerumunan manusia di lokasi wisata dan pastinya aka nada anak-anak yang diajak liburan ayah dan ibunya," sebutnya.

FSGI juga memiliki data ratusan siswa yang telah terinfeksi COVIID-19 di wilayah pemantauannya. Hasil pemantau FSGI di sejumlah daerah, terdapat 233 siswa dan 46 guru dari 12 kabupaten/kota dengan rincian sebagai berikut:

1. SMPN 3 Jekulo, Kudus (Jawa Tengah) 4 gurunya yang terpapar COVID-19 meninggal

2. Kepala SDN 08 Sungai Baremas, Kabupatan Pasaman Barat (Sumatera Barat) positif COVID-19 setelah buka sekolah tatap muka

3. Guru di SMAN 1 Polokarto, Sukoharjo (Jawa Tengah), 11 gurunya tertular 1 guru dari kluster keluarga saat interaksi di sekolah

4. 30 guru MAN 2 Jakarta Barat positif COVID-19 sepulang dari wisata ke Jogjakarta, tertular 1 guru yang menunjukan gejala COVID-19 dan sempat beriteraksi di madrasah

5. SMP swasta berasrama di Jepara, 15 siswanya positif COVID-19

6. SMAN 1 Kota Blitar (Jawa Timur), 2 siswanya positif dan sempat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah

7. Dari 17 SMP di kota Surabaya yang 3.627 siswanya mengikuti tes swab, 36 siswa positif COVID-19

8. SDN Sampang  ada 1 siswanya positif COVID-19 tertular dari kakeknya yang baru pulang dari Bali

9. SMKN di kota Semarang menggelar tes swab karena ada 1 guru positif, hasilnya 179 siswanya positif, Gubernur Jateng kemudian memerintahkan penutupan semua sekolah uji coba tatap muka di wilayahnya