Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo mengingatkan semua pihak tidak lengah menjaga protokol kesehatan meski tahapan pemungutan suara di Pilkada 2020 telah dilaksanakan. Sebab, masih ada tahapan perhitungan suara dan sangat mungkin terjadi kerumunan.

"Jangan lengah, jangan kendor, selalu cerewet, selalu nyinyir, dan selalu mengingatkan," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Rabu, 9 Desember.

"Tahapan tugas untuk pilkada ini belum berakhir hari ini saja, kegiatan pengitungan kemungkinan terjadinya kerumunan masih akan ada," imbuhnya.

Lebih lanjut, Doni juga menyinggung angka kepatuhan pemilih dalam Pilkada Serentak 2020. Menurut dia, meski angka ini sudah tinggi tapi masih ada daerah yang rendah dan baru melakukan penertiban setelah mendapat teguran dari pihak pejabat terkait.

Padahal, penerapan protokol kesehatan ini semata-mata demi menjaga masyarakat dari penularan COVID-19 yang masih terjadi hingga saat ini.

Selain itu, dia mengingatkan Pilkada 2020 ini mempunyai tantangan tersendiri. Karena pemilihan ini harus berjalan tanpa disertai penyebaran virus.

"Salah satu tantangan besar bangsa kita yang hidup dalam alam demokratis bisa menyelenggarakan pilkada, pesta demokrasi dengan aman dan tertib," ujarnya.

"Oleh karena itu, kerja keras semua pihak kami harapkan tidak kendor, tidak berhenti sampai dengan sekarang," imbuh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.

Sebelumnya, anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah memaparkan data monitorin pelaksanaan kepatuhan protokol kesehatan terhadap pemilih dan tempat pemungutan suara (TPS) pada daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020.

Monitoring ini tercatat dalam aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 (BLC) yang dipaparkan secara real time dan dilakukan kepada lebih dari 270 ribu pemilih dari 34 ribu lokasi di 299 kabupaten/kota.

Hasilnya, kepatuhan masyarakat terhadap penggunaan masker di tengah Pilkada Serentak 2020 mencapai 96,59 persen. Sedangkan untuk kepatuhan masyarakkat dalam menjaga jarak mencapai 91,46 persen.

Dalam data tersebut juga tercatat, pemilih Provinsi Papua berada di urutan paling rendah patuh menerapkan protokol kesehatan. Sementara, Sulawesi Tenggara berada di urutan tertinggi.

"Kalau kita lihat berdasarkan provinsi, kita bisa melihat ada range di sini di antara masing-masing provinsi dengan kepatuhan menggunakan maskernya, yang paling tinggi bisa kita lihat di Sulawesi Tenggara 100 persen dan yang paling rendah adalah 80,95 persen di Papua," kata Dewi dalam siaran langsung Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 9 Desember.

Terkait dengan menjaga jarak, provinsi dengan kepatuhan yang tertinggi juga berada di Sulawesi Tenggara dengan angka 100 persen. 

"Sampai dengan yang urutan ujung, ini di Papua menempati posisi terakhir soal kepatuhan menjaga jarak sebesar 64,73 persen. Ini nanti bisa kita evaluasi juga daerah-daerahnya," kata Dewi.