Bagikan:

KOLAKA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan stok beras aman sehingga tidak perlu impor. Sebab, beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, sudah panen raya.

"Semua udah panen, semua udah kelebihan stok (beras), terus pertanyaannya impor untuk apa?," katanya di sela melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Antara, Minggu, 6 November. 

Dengan kondisi tersebut ini, Indonesia tak perlu impor beras. "Oleh karena itu kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira kita enggak gila lah untuk mengatakan masih perlu impor sementara panen rakyat, siapa nanti yang beli," ujar dia.

Dengan kondisi stok beras yang aman, maka dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski begitu ia mengajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal.

"Dan kalau memang buatan dari Indonesia dari rakyat Indonesia mungkin agak lebih mahal dikit nggak papa juga, itu kata presiden. Membantu rakyat lah kira-kira begitu," ujar Mentan.

Dia menyampaikan saat ini lumbung beras di Indonesia juga bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi, namun dia tidak merinci ke-15 provinsi tersebut. Mentan juga menyebut bahwa Sulawesi Tenggara juga akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia.

Sementara, lanjut Mentan, saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi, hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau karena di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.

"Nah sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning itu sudah bisa swasembada tetapi belum berkontribusi itu kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya Dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi) sekarang dari 34 daerah (provinsi)," kata Syahrul Yasin Limpo.

Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan bahwa saat ini daerahnya secara umum dalam keadaan surplus beras. Namun ia mengaku bahwa pihaknya belum berencana melakukan ekspor

"Tentunya ada rencana untuk ekspor ke negara yang kira-kira membutuhkan itu, tapi sementara bagaimana kita mengatasi kebutuhan nasional dulu," katanya.

Menurut Ali Mazi menjaga kebutuhan pangan nasional sangat penting dan menjadi prioritas saat ini guna mengendalikan inflasi ke depan.

"Jadi kita harus cegah itu (inflasi). Jadi kalau ada sisa baru kita ekspor, tapi saat ini kita utamakan dulu kebutuhan nasional," ucap Ali Mazi.

Ali Mazi menambahkan saat ini Sulawesi Tenggara sudah mencanangkan areal untuk menjadi lumbung padi penyuplai beras untuk Indonesia.

"Saya sampaikan kepada para bupati khususnya para bupati yang punya kawasan persawahan seperti Kolaka Timur, Bombana Konawe dan Konawe Selatan termasuk sebagian di Kabupaten Kolaka ini kita sudah canangkan mudah-mudahan di 2023 ini kita sudah mulai bergerak," kata Ali Mazi.