Perusahaan Inggris Hadapi Perubahan Iklim dengan Bir dan Keripik
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Emisi dari fermentasi bir di tempat pembuatan bir, biasanya menghasilkan karbondioksida (CO2) dalam jumlah tinggi. Namun perusahaan Inggris CCM Technologies punya cara untuk memanfaatkan karbondioksida tersebut. 

CCm Technologies memiliki ide untuk menangkap karbondioksida dan mencampurnya dengan limbah kentang. Campuran tersebut dapat diubah menjadi pupuk. Mereka telah menguji coba pupuk pada bedeng benih kentang pada awal tahun dan cara itu telah diadopsi oleh perusahaan kripik ternama Walkers. 

Mengutip Sky News, Rabu 9 Desember, perusahaan keripik yang berbasis di Leicester, Inggris, itu akan memasang peralatan penangkap karbondioksida di pabriknya menjelang panen pada 2022. Walkers diharapkan dapat mengurangi emisi karbonnya hingga 70 persen setelah proyek diluncurkan secara lebih luas. Bahkan diharapkan dapat menjadi produsen kentang dengan karbon negatif pada 2030.

David Wilkinson yang merupakan konglomerat makanan ringan dari Amerika Serikat (AS), PepsiCo, yang juga pemilik Walkers, mengatakan, "Dari kentang melingkar hingga tanaman melingkar, inovasi dengan CCm Technologies ini dapat memberikan pembelajaran untuk keseluruhan sistem pangan, memungkinkan sektor pertanian untuk memainkan perannya dalam memerangi perubahan iklim. 

"Ini hanyalah awal dari perjalanan yang ambisius, kami sangat bersemangat untuk mencoba pupuk dalam skala yang lebih besar dan menemukan potensi penuhnya." 

Wilkinson juga mengatakan bahwa inisiatif pengolahan karbondioksida merupakan langkah ke arah yang benar. Ia berjanji bahwa perusahaannya akan terus bekerja keras untuk menurunkan dampak karbondioksida dari pengolahan produknya, lokasi manufaktur, hingga konsumsi. 

Pawel Kisielewski, dari CCm Technologies, mengatakan bahwa CCm Technologies menyambut baik niat PepsiCo memilih teknologinya. Hal tersebut menunjukkan potensi besar yang dapat dimiliki oleh pendekatan inovatif dalam mempromosikan pertanian berkelanjutan di Inggris.

"Dengan memungkinkan penggunaan kembali olahan sumber daya limbah secara berkelanjutan dan mengunci karbonndioksida yang ditangkap ke dalam tanah, kemitraan kami merupakan langkah maju yang signifikan dalam membuktikan bahwa pertanian dapat berperan dalam pengurangan karbon dan ekonomi sirkular," kata Kisielewski. 

CCm Technologies mengatakan mereka memproduksi pupuk berbasis karbondioksida dengan harga yang kurang lebih sama dengan produk konvensional. Karbondioksida dari produksi pupuk konvensional menjadi faktor besar dalam menjaga statisnya emisi dari pertanian karena sebagian besar emisi lain di seluruh masyarakat telah menurun.

Peter Hammond dari CCm Technologies mengatakan bahwa ada peningkatan kesadaran publik bahwa harus melakukan sesuatu untuk menghadapi adanya perubahan iklim. Ia melihat banyak langkah kecil yang dilakukan bersama untuk membuat sesuatu yang signifikan.

Namun survei terbaru dari Break Free From Plastic Campaign menempatkan PepsiCo di peringkat kedua tertinggi, setelah Coke, dalam menghasilkan jumlah polusi plastik yang dihasilkannya.

Beberapa pemerhati lingkungan menganggap Pepsi sebagai salah satu simbol budaya pembuangan. Pepsi diketahui memiliki banyak sampah plastik di 43 negara.