SURABAYA - Calon wali kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin beserta istrinya, Lita melakukan pencoblosan di TPS 25, Jalan WR Supratman. Machfud Arifin lebih dulu berdoa sebelum ke tempat pemungutan suara (TPS).
Sebelum masuk ke bilik suara MA sapaan akrabnya berharap agar partisipasi warga di Surabaya yang menggunakan hak pilih maksimal.
"Mudahan yang saya harapkan adalah partisipasi warga untuk menggunakan hak pilih, karena mendung. Walau mendung tetap teduh," ujarnya, Rabu, 9 Desember.
Machfud ingin agar semaksimal mungkin, 60-70 persen warga menggunakan hak pilih. Partisipasi masyarakat penting untuk memastikan pemimpin terbaik di Kota Surabaya.
"Karena ini lah pesta demokrasi untuk tentukan pemimpin," lanjut dia.
Machfud bercerita di rumahnya hanya memiliki dua hak suara saja. "Anak saya yang satu kecil, yang satu di Kalimantan dan satunya KTP Jakarta," beber mantan Kapolda Jatim ini.
Machfud yang berpasangan dengan Mujiaman ini menegaskan keyakinannya untuk memenangkan Pilkada Surabaya. Perjuangan sudah maksimal, ikhtiar terakhirnya saat ini hanyalah doa.
"Karena apa pun keputusan kita serahkan Allah. Saya punya prinsip dan keyakinan tak ada satu pun orang bisa menghalangi jika Tuhan berkehendak," tegas dia.
"Semangat terus buat semua. Penetuan kemenangan dan kekalahan tetap yang di atas. Kita berdoa maksimal itu yang terbaik bagi semua. Insya Allah punya keyakinan," imbuh dia.
BACA JUGA:
Janji MA-Mujiaman
Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman menegaskan visi Surabaya ‘Maju Kotane-Makmur Wargane’. Visi ini disusun dengna kajian termasuk membangun sinergitas pemerintah kota, provinsi dan pusat.
“Kami fokus melakukan percepatan pembanguanan agar Surabaya mengalami lompatan besar, penanganan COVID, bidang kesehatan sosial, pendidikan dan pemulihan ekonomi menjadi prioritas utama masa pengabdian kami,” kata Machfud Arifin berbicara visi-misi.
Semuanya sambung Machfud Arifin dapat terwujud dengan sinergitas antartingkat pemerintahan. Yang pasti, Machfud Arifin ingin Surabaya menjadi rumah bersama, tempat tinggal yang nyaman tanpa membedakan SARA.
“Karena itu penguatan karakter kebangsaan harus ditanamkan mulai pendidikan tingkat dasar dan melibatkan peranan keluarga. Kita sosialisasikan budaya arek terbuka egalitar dan demokratis. Segala bentuk keberagaman yang terbentuk harus kita jaga,” tutur Machfud Arifin.