Bagikan:

SURABAYA - Saling sindir saat tanya jawab debat Pilkada Surabaya terjadi antara calon wakil wali kota nomor urut 1 Armudji dengan calon wali kota nomor urut 2 Machfud Arifin. 

Mulanya, Armudji bertanya ke Machfud Arifin soal strategi penanganan kemiskinan dengan indikator P0,P1 dan P2. Armudji menyinggung pernyataan Machfud Arifin saat dua kali debat Pilkada termasuk di media soal taman dipelihara, bunga begitu segar tapi warga Surabaya masih miskin. 

“Namanya miskin itu kodrat, ada kaya, ada miskin. Ada siang, ada malam. Tentunya yang perlu saya tanyakan strategi apa yang anda lakukan untuk mengubah indikator kemiskinan? Bapak harus bisa menjelaskan kemiskinan, jawabannya harus tepat, jangan melebar. Bapak selalu ngomong warga Surabaya miskin, yang pinggiran miskin, semua miskin (seakan) tidak ada yang benar warga Surabaya,” ujar Armudji pasangan Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya dalam debat yang disiarkan secara live streaming, Sabtu, 5 Desember.

Calon wali kota Machfud Arifin menegaskan pengentasan kemiskinan menjadi tanggungjawab pemerintah yakni wali kota. Machfud Arifin memberi contoh soal Pasar Turi dan Tunjungan yang tak bisa dihidupkan kembali oleh Pemkot Surabaya.

“Berapa tenaga kerja bisa terserap di situ. Kita lihat potensi lain, pasar Tunjungan, kemudahan dalam pemberian izin berkorelasi dengan lapangan pekerjaan. Jumlah kemiskinan di Surabaya naik 151 ribu lebih dan penganggurana makin banyak di Surabaya, bagaimana kita membuka lapangan kerja, mempermudah pemberian perizinan,” sambung Machfud Arifin. 

Armudji tak puas dengan jawaban Machfud Arifin. Menurutnya Machfud Arifin tak memahami indikator kemiskinan. 

Calon wali kota Surabaya, Eri Cahyadi lantas memberi penjelasan ke paslon nomor urut 2 soal indikator P0-P1-P2. 

“P0 persentasi penduduk di bawah garis kemiskinan, P1 kelompok rentan, P2 ketimpangan kemiskinan,” kata Eri.

Armudji menimpali lagi pasangannya. Dia kembali menyindir Machfud Arifin. 

“Jawaban tadi kok menginjak Pasar Turi, itu kan repot,” kata Armudji.

Di sisi seberang, Machfud Arifin merespons sindiran Armudji. Machfud yang juga eks Kapolda Jawa Timur ini mewanti-wanti Armudji.

“Seneng dengar Pak Armudji sangat paham P0, P1, itu bukan domain wali kota. Itu biar anak buah yang ngerjain biar laporan ke saya. Tunggu nanti setelah tanggal 9 Desember Pak Armudji, nanti saya tanya anak buah saya P0-P1. Yang jelas faktanya sekarang pengangguran di Surabaya sangat banyak, kemiskinan sangat banyak,” tutur Machfud Arifin.