Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sudah ada penawar gagal ginjal akut pada anak bernama Fomepizole.

Menurutnya, Fomepizole mampu menurunkan angka kasus gagal ginjal pada anak karena bisa mencegah cemaran etilon glikol menjadi asam toksik.

Hal itu disampaikan Menkes saat rapat bersama Komisi IX DPR hari ini. Rapat itu juga dihadiri Kepala BPOM Penny Lukito, Ketum IDAI Piprim Basarah, Sekjen Gabungan Perusahaan Farmasi Andreas Bayu Aji, dan Direktur Eksekutif IPMG Inge Kusuma.

"Fomepizole dan etanol berperan sebagai inhibitor kompetitif dari etilen glikol dalam berikatan dengan enzim alcohol dehydrogenase. Fomepizole dan etanol memiliki kemampuan berikatan dengan enzim Alcohol Dehydrogenase 8,000 kali lebih besar dibanding etilen glikol," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 November.

"Dengan demikian, intervensi Fomepizole dan etanol mampu mencegah metabolisme etilen glikol menjadi metabolit asam toksik yang dapat merusak ginjal," sambung Menkes.

Budi mengatakan sejak pelarangan sementara konsumsi obat sirop, kasus gagal ginjal akut pada anak menurun. Saat kasus itu merebak, Kemenkes juga telah menyediakan Fomepizole sebagai antidotum untuk pasien.

"Sejauh ini penggunaan Fomepizole mengindikasikan perbaikan pada fungsi ginjal pasien-pasien GGAPA," katanya.

Dalam kesempatan sama, Menkes mengatakan pihaknya sudah menyerahkan ratusan obat-obatan ke Labkesda DKI dan Labfor Polri untuk diuji. Dalam kandungan ratusan obat tersebut ditemukan cemaran senyawa kimia etilen glikol.

"Hasilnya memang sebagian besar ada kimia etilen glikol yang merupakan cemaran atau bahan pelarut yang biasa digunakan untuk obat-obatan," lanjutnya.

Kemenkes pun menyimpulkan obat-obatan yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut besar kemungkinan terpapar senyawa kimia berbahaya dari obat sirop yang diminum.

Menkes memastikan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BPOM agar penanganan gagal ginjal akut pada anak dilanjutkan hingga tuntas.