Segini Dana yang Dikucurkan Pemerintah untuk Impor Obat Gagal Ginjal Akut dari Singapura, Jepang, AS, dan Australia
Ilustrasi - Obat gangguan ginjal akut Fomepizole. (ANTARA/HO)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan memberikan obat secara gratis kepada seluruh pasien gagal ginjal akut.

Obat yang akan diberikan yaitu antidotum Fomepizole injeksi untuk penderita gagal ginjal akut progresif atipikal atau AKI. 

Perkembangan kasus gagal ginjal akut per 24 Oktober yakni tedapat sebanyak 255 kasus yang berasal dari 26 provinsi. Dari jumlah tersebut tercatat angka kematian 56 persen atau sebanyak 143 kasus meninggal dunia. 

Pemerintah terus berupaya mempercepat impor obat gagal ginjal akut agar segera tiba di Indonesia.

Obat tersebut nantinya akan langsung didistribusikan ke rumah sakit rujukan pemerintah Indonesia. 

Indonesia Impor Obat Gagal Ginjal Akut dari Empat Negara

Kemenkes mengungkapkan ada sebanyak 36 vial obat gangguan ginjal yang dimpor oleh Indonesia.

Sebanyak 20 vial obat fomepizole dibeli dari Singapura dan sejumlah 16 vial dari Australia. 

Selain itu, pemerintah juga tengah membeli obat fomepizole dari Amerika Serikat dan Jepang sebanyak 200 vial.

Penambahan dilakukan karena stok yang ada masih belum mencukupi kebutuhan pengobatan pasien gagal ginjal akut. 

"Dari Jepang ada sekitar 2.000 vial. Sekarang yang ada di rumah sakit sekitar 200-500 vial," kata Menkes di Istana Bogor dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (24/10).

Harga Obat Gagal Ginjal Akut yang Diimpor Indonesia

Harga obat gagal ginjal akut yang dibeli oleh Indonesia dari Singapura dan Australia mencapai Rp16 juta.

Biaya pembelian obat Fomepizole ditangguh oleh pemerintah dengan total dana yang digelontorkan mencapai 3,2 triliun. 

Per vial obat Fomepizole injeksi hanya diberpuntukkan bagi satu pasien, dengan dosis injeksi 1,5 gram atau 1,5 ml.  

“Untuk harganya, per 1 vialnya itu Rp16 juta,” kata Menteri Budi Gunadi.

Pemberian Obat Fomepizole kepada Pasien Gagal Ginjal Akut

Budi Gunadi Sadikit mengungkapkan alasan pemerintah memilih Fomepizol sebagai obat penderita gagal ginjal akut atau AKI. Obat Fomepizol memiliki tingkat efikasi yang tinggi dibandingkan obat lainnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan satu pasien membutuhkan lima vial. Konsumsi obat dilakukan secara bertahap selama masa pengobatan. Berdasarkan hitungan seluruh pasien, jumlah obat yang dibutuhkan sebanyak 330 vial.

Budi mengatakan pemberian Fomepizol kepada pasien gagal ginjal akut terbukti menghasilkan dampak positif.

Dari sebanyak 10 pasien yang telah mengonsumsi Fomepizol, 7 pasien mulai membaik kondisinya.

Pasien sudah mulai mengeluarkan urin dan mengalami peningkatan kesadaran.

Berbeda dengan kondisi sebelumya, di mana pasien tidak buang air kecil karena volume urine menurun drastis serta tingkat kesadaran menurun. 

Budi mengingatkan, penderita gagal ginjal akut yang sudah masuk stadium tiga cukup sulit penyembuhannya.

Kondisi ginjal pasien sudah sangat rusak dan tidak mengeluarkan urine sama sekali. 

Demikianlah impor obat gagal ginjal akut yang tengah dipercepat oleh pemerintah Indonesia.

Obat Fomepizol didatangkan dari empat negara, yakni Singapura, Jepang, AS, dan Australia.

Obat tersebut dibagikan pemerintah secara gratis kepada seluruh pasien gagal ginjal akut. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya hanya di VOI.