Bagikan:

JAKARTA - Penyesalan memang selalu saja terlambat. Seandainya polisi di Seoul responsif menanggapi 11 panggilan darurat yang masuk, mungkin, mungkin saja jatuhnya korban di Tragedi Itaewon bisa dicegah atau diminimalisir.

Jadi beberapa jam atau menit sebelum terjadinya Tragedi Itaewon --yang sudah bikin 156 nyawa melayang, setidaknya hingga berita ini dibaca-- 11 panggilan darurat masuk ke polisi.

Isinya tentang kepanikan, khawatir dan ketakutan penelepon melihat padatnya pesta Halloween. Mereka meminta polisi segera turun tangan.

Panggilan pertama yang muncul terjadi pada pukul 18.34 waktu setempat, Sabtu 29 Oktober. Artinya sekitar empat jam sebelum tragedi terjadi.

"Sepertinya Anda bisa tergilas sampai mati dengan orang-orang terus datang ke sini sementara tidak ada ruang bagi orang untuk turun," kata seorang warga dalam panggilan pertama itu.

"Saya nyaris tidak berhasil pergi tetapi ada terlalu banyak orang, sepertinya Anda harus datang dan mengendalikan."

Transkrip ini sudah dirilis oleh polisi Korsel seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 1 November. Dari transkrip ini, bisa terlihat tentang bagaimana tragedi itu akan terungkap.

Polisi menerima 10 panggilan serupa lainnya sebelum kekacauan diketahui menjadi fatal.

"Orang-orang berjatuhan di jalanan, sepertinya akan terjadi kecelakaan, kelihatannya sangat berbahaya," kata penelepon lain pada pukul 20:33, menurut transkrip polisi.

Panggilan terakhir yang dikeluarkan oleh polisi masuk pukul 22:11, beberapa menit sebelum orang-orang yang memadati satu gang mulai saling berjatuhan sesaat sebelum pukul 22:30.

"(Orang-orang) akan dihancurkan sampai mati di sini. Ini kacau," transkrip panggilan itu mengatakan, mencatat bahwa jeritan terdengar melalui telepon.

Polisi pergi ke tempat kejadian untuk empat dari 11 panggilan, kata seorang pejabat polisi kepada wartawan. Tidak segera jelas mengapa mereka tidak mengerahkan petugas pada panggilan lain atau tindakan keamanan apa yang mereka ambil setelah tiba.

Komisaris Jenderal Polisi Nasional Yoon Hee-keun pada hari Selasa mengakui pengendalian massa di tempat kejadian tidak memadai. Dia juga mencatat polisi telah menerima banyak laporan yang memperingatkan kemungkinan kecelakaan pada malam bencana.

Menteri dalam negeri dan wali kota juga telah meminta maaf.