FPI: Perilaku Polisi Saat Mengintai Rizieq seperti Preman
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Shabri Lubis menilai aparat kepolisian bekerja seperti preman dalam pengintaian terhadap Rizieq Shihab sebagai penyelidikan kasus pelanggaran protokol kesehatan.

Salah satunya dilihat dari kesaksian menantu Rizieq, Hanif Alatas yang tengah mengendarai mobil saat peristiwa bentrokan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Kata Shabri, ada sebuah mobil yang mendekati dan mengacungkan jari tengah ke arah Hanif.

"Saat melintasi tol Cikunir, mobil yang dikendarai Habib Hanif dipepet sebuah mobil berwarna hitam dengan nopol tertera B 1771 KJL, pengendara mobil tersebut buka kaca dan mengulurkan tangannya yang penuh tato kearah mobil Habib Hanif sambil mengacungkan jari tengahnya," kata Shabri dalam keterangannya, Selasa, 8 Desember.

Ketika itu, mobil yang berisi orang tidak dikenal, yang pada akhirnya diketahui mereka adalah polisi, dijauhkan oleh mobil laskar pengawal dan digiring keluar tol.

Selain itu, Sabri juga menuturkan bahwa saat terjadinya bentrokan, polisi tidak pernah menunjukkan identitas sebagai aparat penegak hukum.

"Perilaku petugas berpakaian preman tersebut lebih mencerminkan perilaku premanisme yang berbahaya dan mengancam keselamatan rombongan keluarga Habib Rizieq," ucapnya.

Peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, dini hari. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut Irjen Fadil beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan  mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek,  Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.

Namun, hal ini dibantah oleh Juru Bicara FPI, Munarman. Munarman menegaskan bahwa Rizieq melakukan perjalanan untuk mengikuti pengajian di kediaman keluarga intinya.

"Kabar itu fitnah. Habib Rizieq itu menuju luar Jakarta untuk menghadiri pengajian keluarga inti.  Saya tidak mau sebutkan di mana lokasinya. Ini hanya pengajian keluarga inti, tidak melibatkan pihak manapun juga," ungkap Munarman.

Munarman juga membantah bahwa laskar pengikut Rizieq memiliki senjata api. Oleh sebab itu, Munarman menegaskan tidak ada baku tembak yang dilakukan oleh polisi dan anggota laskar.

"Fitnah besar itu, kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak menembak. Tidak ada baku tembak, adanya hanya peristiwa penembakan. Kami tidak mungkin membeli (senjata api) dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali. Itu upaya-upaya memfitnah, memutarbalikkan fakta," pungkasnya.