JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan peningkatan kasus gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) di Indonesia Per Kamis, 27 Oktober. Dilaporkan 157 anak meninggal dunia dari total 269 kasus gagal ginjal akut yang ditemukan di 27 provinsi.
Komisi IX DPR RI meminta pemerintah lebih proaktif untuk menelusuri, mencari, dan memastikan keberadaan pasien Gangguan Ginjal Akut (GGA) yang ada di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dewan berharap, penyakit ginjal akut di saat pandemi COVID-19 yang belum berakhir dapat tertangani dengan baik.
“Pemerintah harus terus mencari, jangan sampai masih ada korban-korban atau masih ada anak-anak lain yang juga terkonfirmasi namun belum terdeteksi,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, Ratu Ngadu Bonu Wulla dalam keterangannya, Jumat, 28 Oktober.
Legislator NasDem Dapil NTT itu juga mendorong adanya upaya sosialisasi yang dilakukan petugas pelayanan kesehatan di daerah hingga tingkat puskesmas. Menurut Ratu, pemahaman GGA serta wabah-wabah yang berpotensi muncul di masa datang harus disampaikan kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan di lapangan.
“Karena mereka (petugas puskesmas) kan yang bertemu langsung dengan masyarakat setiap hari. Masyarakat ke puskesmas tidak hanya berobat, tapi mendapatkan edukasi sehingga informasi ini bisa tersampaikan,” jelas Ratu.
Ratu menilai perlunya dilakukan kampanye secara masif terkait kasus GGA yang merebak untuk meredam kegelisahan yang terjadi akibat berita yang simpang siur.
"Masyarakat harus dapat menyaring informasi yang diterima dan mengikuti informasi dari sumber yang terpercaya seperti lembaga-lembaga pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, Ratu berharap Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat memberikan informasi yang jelas sehingga masyarakat tidak terkena berita hoaks yang banyak beredar.
“Memang harus ada satu informasi yang utuh dari Kemenkes, informasi yang jelas, tegas sehingga tidak bias karena hoaks banyak beredar. Dan juga BPOM juga perlu memberikan informasi yang terbuka kepada masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, jumlah kasus gagal ginjal akut progresif atipikal mencapai 269 kasus per tanggal 26 Oktober 2022.
Terdapat peningkatan dari total 245 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Minggu, 23 Oktober.
Sementara itu, angka kematiannya juga meningkat, yakni mencapai 157 anak. Sebelumnya, dilaporkan mencapai 143 anak.
“Tercatat yang meninggal total ada 157 yang meninggal atau 58 persen dari 269, yang sedang dirawat 73 dan 39 sudah sembuh,” kata Syahril dalam Press Conference daring “Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia”, Kamis, 27 Oktober.
Syahril mengatakan, 269 kasus gagal ginjal akut tersebut ditemukan di 27 provinsi.
BACA JUGA:
Tercatat, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 kasus, diikuti Jawa Barat dengan 36 kasus, Aceh 30 kasus, Jawa Timur 25 kasus, dan Sumatera Barat 19 kasus.