Bagikan:

JAKARTA - Jerman mengumumkan rencana melegalkan ganja pada Hari Rabu, sebuah langkah yang menurut Pemerintahan Kanselir Olaf Scholz akan menjadikan Jerman salah satu negara pertama di Eropa yang melakukannya.

Menteri Kesehatan Karl Lauterbach mempresentasikan makalah landasan tentang undang-undang, yang direncanakan untuk mengatur distribusi terkontrol dan konsumsi ganja untuk tujuan rekreasi di kalangan orang dewasa.

Nantinya, individu akan dilegalkan untuk memperoleh dan memiliki 20 hingga 30 gram ganja rekreasi untuk konsumsi pribadi.

Pemerintah koalisi mencapai kesepakatan tahun lalu untuk memperkenalkan undang-undang selama masa jabatan empat tahun, untuk memungkinkan distribusi ganja yang terkontrol di toko-toko berlisensi. Lauterbach tidak memberikan batas waktu untuk rencana tersebut.

Banyak negara di kawasan Eropa telah melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan terbatas, termasuk Jerman sejak 2017. Yang lain telah mendekriminalisasi penggunaan umum ganja, sementara tidak membuatnya legal.

ilustrasi ganja
Ilustrasi ganja. (Unsplash/Matteo Paganelli)

Menurut makalah itu, budidaya diri pribadi akan diizinkan sampai batas tertentu. Investigasi yang sedang berlangsung dan proses pidana yang terkait dengan kasus-kasus yang tidak lagi ilegal akan dihentikan.

Pemerintah juga akan memperkenalkan pajak konsumsi khusus, mengembangkan pendidikan terkait ganja dan program pencegahan penyalahgunaan.

Diketahui, melegalkan ganja dapat membawa pendapatan pajak tahunan Jerman dan penghematan biaya sekitar 4,7 miliar euro (4,7 miliar dolar AS) dan menciptakan 27.000 pekerjaan baru, menurut sebuah survei tahun lalu.

Sekitar 4 juta orang mengonsumsi ganja di Jerman tahun lalu, 25 persen di antaranya berusia antara 18 dan 24 tahun, kata Lauterbach, menambahkan legalisasi akan menekan pasar gelap ganja.

Jerman akan mempresentasikan makalah tersebut kepada Komisi Eropa untuk pra-penilaian dan hanya akan menyusun undang-undang setelah Komisi menyetujui rencana tersebut, Lauterbach menambahkan.

"Jika Komisi UE menolak pendekatan Jerman saat ini, pemerintah kita harus mencari solusi alternatif. Tidak hanya mengatakan: Yah, kami mencoba yang terbaik," kata Niklas Kouparanis, kepala eksekutif Bloomwell Group, salah satu perusahaan ganja terbesar di Jerman, melansir Reuters 27 Oktober.

ilustrasi ganja
ilustrasi budidaya ganja. (Unsplash/Richard T)

Berlin harus memiliki rencana B jika UE menolak legalisasi tersebut, kata Kouparanis, seraya menambahkan impor ganja harus diizinkan karena penanaman dalam negeri tidak akan dapat memenuhi permintaan dalam jangka pendek.

Terpisah, keputusan tersebut telah menimbulkan berbagai reaksi di seluruh negara dengan ekonomi terbesar Eropa tersebut.

Asosiasi apoteker Jerman memperingatkan risiko kesehatan dari melegalkan ganja, mengatakan itu akan menempatkan apotek dalam konflik medis.

Apoteker adalah profesional perawatan kesehatan, jadi "kemungkinan situasi persaingan dengan penyedia murni komersial dipandang sangat kritis," Thomas Preis, kepala Asosiasi Apoteker Rhine Utara, mengatakan kepada surat kabar Rheinische Post.

Rencana legalisasi juga belum disambut oleh semua negara bagian. Menteri Kesehatan Bavaria, misalnya, mengingatkan agar Jerman tidak menjadi tujuan wisata narkoba di Eropa.

Tetapi, Partai Hijau Jerman mengatakan puluhan tahun melarang ganja hanya memperburuk risikonya.

"Karena kondisi yang terlalu ketat untuk pasar legal hanya mempromosikan pasar gelap untuk ganja yang sangat kuat," sebut anggota parlemen Kirsten Kappert-Gonther.

Sementara, Lars Mueller, kepala eksekutif perusahaan ganja Jerman SynBiotic, mengatakan langkah Hari Rabu "hampir seperti memenangkan lotre" untuk perusahaannya.

"Ketika saatnya tiba, kami akan dapat menawarkan model seperti waralaba untuk toko ganja selain toko kami sendiri," kata Mueller.