Bagikan:

JAKARTA - Seorang pembelot asal Korea Utara ditemukan tewas di apartemennya yang terletak di Seoul, membuat otoritas setempat meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Melansir Korea Times 26 Oktober, pihak berwenang percaya sosok tersebut tewas hampir setahun yang lalu, mengingat jasadnya telah membusuk dan ditemukan mengenakan pakaian musim dingin. Dikatakan, sosok tersebut berusia 49 tahun.

Menurut polisi di Distrik Yangcheon, tubuhnya ditemukan pada 19 Oktober oleh seorang pejabat Korporasi Perumahan dan Komunitas Seoul, penyedia rumah sewa umum milik kota, yang telah mencoba menghubunginya untuk memperbarui kontrak sewa apartemen.

Pejabat itu akhirnya membuka pintu apartemennya, di mana dia menemukan mayat tersebut. Polisi berencana akan melakukan otopsi pada mayat, untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Pihak otoritas menyebut, sosok tersebut tidak memiliki anggota keluarga atau kerabat di Korea Selatan.

Sementara itu, Kementerian Unifikasi mengatakan, sosok tersebut memasuki Korea Selatan pada tahun 2002 setelah melarikan diri dari Korea Utara.

Dia kemudian mulai bekerja di Korea Hana Foundation, sebuah organisasi yang dikelola kementerian yang mendukung warga Korea Utara yang mencoba tinggal di Korea Selatan. Saat dia membangun reputasi yang baik di antara para pembelot lainnya, dia dilaporkan sebagai kasus pemukiman kembali yang berhasil oleh beberapa media.

Tetapi, mantan rekan kerjanya mengatakan mereka kehilangan kontak dengannya setelah dia meninggalkan pekerjaan pada tahun 2017.

Berbicara kepada wartawan, seorang pejabat di kementerian menyatakan penyesalannya atas kasus ini dan berjanji untuk memperbaiki sistem, guna mengawasi mereka yang mungkin membutuhkan perhatian ekstra.

Menurut aturan, kementerian hanya memantau pembelot Korea Utara yang tidak termasuk dalam daftar program kesejahteraan pemerintah daerah, dan dia tidak ada dalam daftar pengawasan kementerian, kata pejabat itu.

Hingga tahun lalu, kementerian bertanggung jawab untuk memeriksa kondisi kehidupan semua pembelot Korea Utara. Namun, kementerian memenuhi permintaan Majelis Nasional tahun lalu untuk mengurangi jumlah studi duplikat, yang dilakukan juga oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.

Menteri Unifikasi Kwon Young-se telah berjanji untuk meningkatkan hak asasi manusia bagi semua warga Korea Utara, termasuk mereka yang berjuang untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat Korea Selatan.

Secara umum, para pembelot Korea Utara melaporkan hidup lebih sehat dan lebih memuaskan di Korea Selatan. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Unifikasi pada tahun 2021, dengan lebih dari 76 persen responden mengatakan mereka "sangat puas" atau "puas" dengan kehidupan mereka di Negeri Ginseng.

Namun, mereka yang "tidak puas" memilih "hidup tanpa keluarga" sebagai alasan terbesar (29,8 persen) ketidakpuasan mereka.

Untuk diketahui, pembelot Korea Utara tetap berhubungan dan memberikan bantuan finansial untuk keluarga mereka di kampung halaman.