JAKARTA - Pesawat pembom B-1B Lancer Amerika Serikat mendarat di Guam, Samudra Pasifik pekan ini, di tengah ketegangan regional Taiwan dan prospek uji coba nuklir Korea Utara.
Ini merupakan penempatan kedua pembom berat supersonik itu di kawasan tersebut tahun ini. Militer AS mengkonfirmasi penempatan sementara mereka ke wilayah Pasifik, sebagai bagian dari misi 'satuan tugas pembom' pada Hari Kamis, sehari setelah situs web pengintai pesawat melaporkan penerbangan mereka dari pangkalan di Amerika Serikat.
"Ini dimaksudkan untuk mengirim pesan, Amerika Serikat berdiri erat dengan sekutu dan mitranya untuk mencegah potensi provokasi," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pengarahan, ketika ditanya apakah misi itu ditujukan untuk mengirim Korea Utara pesan, melansir Reuters 21 Oktober.
Kehadiran para pembom juga bertujuan untuk menunjukkan, Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk melakukan operasi global setiap saat, tambahnya.
Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor uji coba rudal tahun ini, termasuk meluncurkan satu di atas Jepang. Para pejabat di Washington dan Seoul mengatakan, Korea Utara juga tampaknya siap untuk melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Untuk diketahui, Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir sejak tahun 2006.
Sebagai tanggapan uji coba rudal Pyongyang, Amerika Serikat bersama sekutunya di Korea Selatan dan Jepang telah meningkatkan tampilan kekuatan militer, termasuk melakukan latihan angkatan laut dengan kapal induk AS dan mengadakan latihan lapangan utama untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Pembom B-1B telah berpartisipasi dalam unjuk kekuatan melawan Korea Utara di tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
Selama tinggal sementara mereka di Guam, para pembom akan bermitra dengan pasukan sekutu yang tidak ditentukan untuk beberapa misi pelatihan di Indo-Pasifik, Angkatan Udara AS mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"B-1 adalah platform yang sangat mampu di wilayah ini, mampu melakukan perjalanan jarak jauh dan memiliki daya tembak yang signifikan dengan amunisi presisi dan standoff," Letnan Kolonel Daniel Mount, dari Skuadron Bom ke-37, mengatakan dalam pernyataan itu.
Misi gugus tugas pembom "memainkan peran penting dalam menghalangi musuh potensial dan menantang kalkulus keputusan mereka", kata perwira lain.