JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, menilai kesiapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju sebagai calon presiden tidak otomatis menghadirkan banyak suara untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, menurutnya, efek ekor jas akan muncul jika PDIP telah resmi menunjuk Ganjar sebagai Capres yang akan diusung pada Pilpres 2024.
"Belum bisa dikatakan bahwa persiapan GP (Ganjar Pranowo) nyapres untuk cari suara PDIP. Coat-tail effect (efek ekor jas) akan berlaku jika GP sudah sah ditunjuk sebagai capres PDIP 2024. Artinya nanti ada korelasi antara pendukung atau pemilih GP yang akan menjatuhkan pilihan ke PDIP," ujar Andriadi kepada VOI, Jumat, 21 Oktober.
Menurut Andriadi, keberadaan Ganjar sebagai Capres 2024 pasti akan membawa dampak perolehan suara bagi PDIP di Pileg 2024. Sama halnya pada Pilpres 2014 dan 2019, ketika PDIP mencalonkan Joko Widodo sebagai salah satu capres terkuat dan bahkan memperoleh kemenangan.
"Maka tak bisa dipungkiri sebagai salah satu sebab PDIP juga menjadi partai pemenang Pileg 2014 dan Pileg 2019," kata Andriadi.
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu mengatakan, Ganjar Pranowo merupakan salah satu tokoh ideologis yang cukup bersinar di PDIP. Tingkat popularitas dan elektabilitas Ganjar dalam setiap survei juga bersaing ketat dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Walaupun GP sadar, tidak ada artinya popularitas dan elektabilitas potensial sebagai salah satu capres 2024 tanpa ada restu Megawati," katanya.
Namun sampai saat ini, Ketua Umum PDIP juga belum memberikan restu kepada siapa pun termasuk kepada putri mahkota PDIP, Puan Maharani, sebagai capres PDIP 2024 mendatang.
"GP maupun Puan Maharani sebetulnya memiliki peluang yang sama untuk diusung PDIP pada pilpres 2024. PDIP musti realistis dalam menentukan pilihan antara GP dan Puan Maharani," katanya lagi.
Berdasarkan beberapa lembagai survei, kesempatan menang Pilpres 2024 terbuka lebar bagi PDIP jika menunjuk Ganjar sebagai capres 2024. Akan tetapi, Andriadi menilai, momentum Puan Maharani di Pilpres 2024 sepertinya juga menjadi perhatian Megawati, walaupun dengan konsekuensi terbesar kalah di Pilpres 2024.
"Artinya GP maupun Puan Maharani saat ini sedang wait and see siapa diantara keduanya yang diberikan tiket pilpres 2024 oleh Megawati. Kita tunggu saja realitanya bagaimana nanti, sebetulnya PDIP ditengah Dilema antara GP dan Puan Maharani," pungkas Andriadi.
Sebelumnya, Relawan Ganjar Pranowo (GP) Mania menilai pernyataan Ganjar menyiratkan sinyal bahwa jagoannya itu sudah mendapat dukungan dari Ketua Umum PDI PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kita senang atas sinyal halus yang diberikan Ibu Megawati melalui kader terbaik Ganjar Pranowo. Elektabilitas PDI Perjuangan akan meningkat juga," ujar Ketua GP Mania Immanuel Ebenezer atau Noel dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober.
Menurut Noel, pernyataan tersebut juga bermakna bahwa saat ini PDIP mengerahkan Ganjar untuk turun langsung ke arena pertarungan. Noel menilai 'ikatan' di kaki Ganjar kini sudah dilepas.
"Ibaratnya, ini isyarat PDI Perjuangan 'jorokin' (dorong) Ganjar untuk turun langsung ke medan gelanggang. Kita juga bisa berharap, 'ikatan' di kaki Ganjar sudah dilepas, sehingga Ganjar akan lebih leluasa untuk bergerak ke semua daerah untuk meraih simpati bagi PDI Perjuangan," kata Immanuel.
BACA JUGA:
Noel meyakini kesiapan Ganjar akan menaikkan elektabilitas PDIP. Pernyataan Ganjar, kata dia, juga akan berpengaruh pada suara-suara kader di internal.
"Dengan pernyataan Ganjar, kader banteng yang semula ragu-ragu bahkan banyak yang terpikir membangun kekuatan lain di luar partai, akan yakin kembali untuk memenangkan capres dan partai Banteng. Ini akan menyebar dengan cepat ke seluruh Nusantara," jelas Noel.