Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kesiapannya menjadi calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ganjar mengaku siap bergerak untuk bangsa dan negara. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai kesiapan Ganjar Pranowo maju sebagai capres membawa implikasi bagi dirinya di PDIP.

Secara moral, kata Jamiluddin, Ganjar seharusnya keluar dari PDIP. Sebab keinginan nyapres Ganjar bukanlah keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Jadi, keputusan Ganjar itu sudah melawan keputusan di PDIP. Sebab, PDIP sudah memberi hak prerogatif kepada Megawati untuk memutuskan capres yang akan diusung," ujar Jamiluddin, Rabu, 19 Oktober. 

Bila Ganjar tidak mundur, lanjutnya, ada kemungkinan Megawati akan memberi sanksi tegas. Bisa jadi, kata Jamiluddin, Megawati akan memecat Ganjar karena sudah mendahului keputusannya.

"Bagi Ganjar, nampaknya keputusan siap nyapres karena sudah ada sinyal dari partai lain. Partai lain belum bisa mendeklarasikan Ganjar karena secara moral tidak etis karena masih menjadi kader PDIP," katanya. 

Karena itu, menurut Jamiluddin, keputusan Ganjar itu bisa jadi memang pancingan agar dipecat dari PDIP. Kalau pancingan itu berhasil, maka PDIP akan memecat Ganjar sebagai kader.

"Partai lain tentunya memang menunggu adanya sanksi dari dari PDIP terhadap Ganjar. Dengan begitu, partai lain itu akan bebas mendeklarasikan Ganjar menjadi capres," pungkasnya.