2 Pertimbangan Penting Versi Pengamat PDIP Tak Bakal Umumkan Capres 1 Juni Mendatang
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri (VOI/DPP PDIP)

Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan tidak akan mengumumkan calon presiden (capres) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada 1 Juni mendatang. 

Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan dirinya sudah menduga bahwa PDIP tidak akan buru-buru dalam mengumumkan nama capres yang bakal berkontestasi di Pilpres 2024.

"Sudah saya duga, karena ada satu fenomena pendahuluan atau prediksi bahwa tidak akan diumumkan pada HUT kemarin, ketika Juni 2022 lalu PDIP Rakernas santer juga akan diumumkan capres tapi faktanya kosong," ujar Ujang kepada VOI, Rabu, 11 Januari.

Bahkan isu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bakal memberi kejutan di HUT ke-50 PDIP kemarin juga tidak disampaikan. Menurut Ujang, ada dua hal yang diprediksi menjadi alasan Megawati belum mengumumkan nama capres yang sudah ada di kantongnya itu. 

"Di 10 Januari lalu, saya prediksi tidak akan mengumumkan juga dan tepat (prediksi) tidak diumumkan. Alasannya, satu, faktor belum tuntas persoalan internal," kata Ujang. 

Faktor internal tersebut, lanjut Ujang, yakni PDIP punya dua kandidat untuk diajukan sebagai Capres 2024. Mereka adalah Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

"Kan di internal ada matahari kembar, ada Puan, ada Ganjar, itu juga perlu konsolidasi tersendiri terkait itu di internal PDIP. Meskipun hak prerogatif ada ditangan Megawati, tetapi Megawati ingin memastikan bahwa ketika mendukung Puan atau Ganjar, PDIP tetap solid, itu yang pertama," jelas Ujang. 

Kedua, PDIP akan selalu bermain di last minute atau di akhir pendaftaran ke KPU. Hal itu dilakukan PDIP agar lawan politik tidak bisa membaca langkah partai banteng sejak dini. 

"Karena kalau diumumkan sejak dini, Puan atau Ganjar, cenderung dikerjai lawan politik," bebernya. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia itu lantas menyinggung NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan lebih awal. Hingga saat ini, Anies justru mendapat 'pembusukan' dari lawan-lawan politiknya.  

"Karena itu, PDIP tahu dan paham betul kalau diumumkan jauh hari akan menghadapi resiko pembulian, penghajaran dan pembusukan lawan politik. Jadi nunggu momentum tepat, momentum itu bisa di 1 Juni, bisa menjelang pendaftaran di Agustus atau September 2023. Juni ke September itu waktu yang mepet, jadi waktu last minute juga," ungkap Ujang. 

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan pengumuman calon presiden (capres) PDIP tak akan disampaikan pada 1 Juni mendatang. Acara di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tersebut hanya untuk konsolidasi.

"Pada 1 Juni kami akan mengadakan suatu gerak Trisakti dari Bung Karno untuk dilakukan di tanggal tersebut," kata Hasto kepada wartawan usai puncak peringatan HUT ke-50 PDIP di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Januari.

Sementara pengumuman capres, Hasto bilang, masih menunggu momentum.

"Akan dilakukan pada momentum lain," tegasnya.

"1 Juni lebih pada peneguhan. Pada peneguhan pada jalan ideologi tadi, pada falsafahnya. Ketika kita mengimplementasikan Pancasila di dalam kebijakan politik negara itu landasan falsafahnya yang disepakati dalam BPUPKI itu lebih ke sana," sambung Hasto.

PDIP memastikan acara di GBK bakal dilakukan. Bahkan, sudah ada tim yang ditugaskan untuk mengurusi kegiatan itu.

"Kami tadi langsung menugaskan satu tim untuk menghubungi pengelola GBK untuk mengeplot -memesan- 1 Juni sebagai gelora Bung Karno Trisakti tersebut," ujarnya.