Bagikan:

YOGYAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan uji coba sistem bayar tol tanpa berhenti di sejumlah ruas jalan tol pada 2023.

Sistem pembayaran tol non-tunai nirsentuh atau bayar tol tanpa henti berbasis aplikasi ini merupakan inovasi yang dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) selaku lembaga di bawah Kementerian PUPR yang mengatur jalan tol di Indonesia. Lantas bagaimana cara kerjanya?

Cara Kerja Sistem Bayar Tol Tanpa Berhenti

Dikutip VOI dari laman resmi BPJT, Kamis, 20 Oktober 2022, sistem pembayaran tol tanpa buka kaca dan berhenti alias Multi Lane Free Flow (MLFF) bentuk inovasi dan transformasi digital di Jalan Tol dengan konsep intelligent toll road system (ITRS) yang mengacu pada Teknologi Toll Road 4.0.

Sekretaris BPJT Triono Junoasmono menyampaikan, secara garis besar inovasi teknologi MLFF merupakan suatu terobosan layanan transaksi di Jalan Tol tanpa sentuh yang dilakukan secara otomatis melalui aplikasi di smartphone menggunakan sistem server based dengan teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) dan data kendaraan dikenali menggunakan satelit.

"Nantinya, saat teknologi MLFF mulai diimplementasikan para pengguna Jalan Tol dapat melakukan pembayaran non-tunai tanpa tap kartu, yakni hanya dengan mengunduh dan mendaftar data pribadi pada aplikasi bernama ‘Cantas’ pada smartphone masing-masing yang telah terkoneksi internet. Kemudian setelah kalkulasi tarif terkoneksi pada aplikasi, uang dari masing-masing instrumen pembayaran milik tiap pengguna juga akan berkurang otomatis," terang Triono.

Sebagai informasi, sistem MLFF akan diperkenalkan ke masyarakat pada akhir tahun 2022 dan diujicobakan di beberapa Jalan Tol pada 2023.  

Adapun sejumlah ruas jalan tersebut antara lain:

  • Tol Bali Mandara
  • Tol Jagorawi
  • Tol Jakarta-Cikampek
  • Tol Dalam Kota, dan Tol JORR, yang nantinya akan dipasangi kamera pendeteksi.

Sementara itu, Project Manager PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Emil Iskandar menjelaskan, perangkat yang dipakai pada transaksi nirsentuh MLFF adalah berupa Electronic On-Board Unit atau dikenal dengan E-OBU. Dengan demikian, pengguna harus mengaktifkan E-OBU terlebih dahulu sebelum masuk gerbang tol.

Setelah E-OBU aktif, GPS akan menentukan posisi pengguna berdasarkan satelit yang kemudian proses pencocokan peta akan terjadi di pusat sistem.

Menurut Emil, teknologi GNSS meniadakan barrier di gerbang tol dan memastikan semua pergerakan di jalan tol terdeteksi. Pengguna wajib memastikan saldo tersedia di aplikasi sebelum memasuki gerbang tol. “Nanti aplikasi akan mengirimkan notifikasi jika ada pengguna yang masuk, namun saldo tidak mencukupi”, ujar Emil.

"Selain itu, kita juga menjalin kerja sama dengan Korlantas Polri jadi jika ada pengguna masuk namun belum memiliki aplikasi, maka Korlantas akan mengirimkan peringatan. Walaupun barrier sudah tidak ada, tapi tetap dalam pengawasan bagi pengendara yang melanggar,” pungkasnya.

Manfaat Sistem Bayar Tol Tanpa Berhenti

Ilustrasi antrian kendaraan di gerbang tol
Ilustrasi antrian kendaraan di gerbang tol (ANTARA/HO - Jasa Marga)

Ada sejumlah manfaat yang akan didapat pengguna jalan tol dari penerapan sistem bayar tol tanpa berhenti atau MLFF.

Menurut Triono, pengguna Jalan Tol tentunya akan memiliki user experience yang semakin lebih baik, memperoleh efisiensi biaya operasi dan juga mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan.

Sedangkan, menurut Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I, Sekretariat BPJT Galuh Permana Waluyo, penerapan sistem bayar tol tanpa berhenti dapat mengurangi kemacetan, meniadakan antrian pada gerbang tol, serta mengurangi polusi udara akibat berhentinya kendaraan.