JAKARTA - Rusia akan meluncurkan produksi massal kendaraan udara tak berawak atau drone, setelah terbukti sangat efektif dalam operasi militer khusus di Ukraina, kata wakil ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di saluran Telegramnya pada Hari Jumat.
"UAV telah membuktikan keefektifannya dalam konflik modern. Penggunaannya di zona operasi militer khusus merupakan kebutuhan mendesak," ujar Medvedev seperti melansir TASS 15 Oktober.
"Rusia belum meluncurkan produksi UAV skala besar dari berbagai jenis," lanjut Medvedev.
Lebih jauh mantan Presiden Rusia ini menerangkan, telah ada pemeriksaan khusus dari Pusat Teknologi Khusus LLC di St. Petersburg yang menyelidiki pasokan drone Orlan di bawah perintah pertahanan negara.
Otoritas eksekutif federal dan lembaga penegak hukum ambil bagian. Medvedev mengilustrasikan unggahan tersebut dengan video dari lokakarya dan pertemuan bisnis.
Dalam penyelenggaraan 'Army Forum 2022' pada Bulan Agustus lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani sejumlah kontrak untuk mengakuisisi drone Orlan, Inokhodets dan Eleron.
Sebuah kontrak ditandatangani dengan Pusat Teknologi Khusus LLC untuk pembuatan dan pasokan sistem yang dilengkapi dengan kendaraan udara tak berawak Orlan-10 dan Orlan-30.
Adapula kontrak yang ditandatangani dengan JSC Kronshtadt, untuk pembuatan dan pasokan "kompleks dengan kendaraan udara tak berawak Inokhodets".
Berikutnya, ada kontrak yang ditandatangani dengan JSC Eniks untuk pembuatan dan pasokan UAV Eleron-3.
BACA JUGA:
Diketahui, drone menjadi salah satu andalan Rusia dalam perang di Ukraina. Terbaru, drone bersama rudal jelajah menghujani Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya sepanjang awal pekan ini, sebagai 'balasan' ledakan yang terjadi di jembatan Krimea.